Polo Air yang Ingin Lebih Dikenal
Medali emas yang diraih tim polo air di ajang SEA Games 1019 Filipina lalu, seolah menjadi momentum untuk mulai menggeliatnya olahraga akuatik tersebut di Indonesoa. Jujur saja, olahraga yang menggabungkan renang dengan bola tangan itu memamg masih belum sepopuler cabang olahraga lainnya.
Namun emas SEA Games yang diraih seakan-akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk lebih mengenal lebih dekat lagi olahraga tersebut. "Sejak SEA Games, animonya semakin meningkat dan anak-anak lebih senang dan banyak mau coba polo air," ungkap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PRSI Wisnu Wardhana.
Kendati begitu, pembinaan atlet polo air dinilai Wisnu masih minim dan terbatas. Pada kejuaraan nasional Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2019, misalnya, hanya ada tujuh provinsi yang mengirim timnya ikut serta. Tujuh provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, DIY, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara.
Kondisi tersebut menurutnya bukan disebabkan oleh krisis atlet polo air, namun cenderung karena perbedaan prioritas cabang olahraga di setiap provinsi serta pembinaan yang masih lamban.
"Enggak krisis (atlet). Tetapi karena prioritas pembinaan tiap daerah berbeda. Mereka biasanya prioritasnya renang. Alasan kedua mungkin polo air hanya dapat satu emas," katanya. Pelatih tim polo air DKI Jakarta Benny Respati pun mengatakan hal serupa.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya