Politikus Muda Masih Didominasi Dinasti Politik, Apa Kabar Kaderisasi Partai?
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) didampingi kader partai menyampaikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Yang terbaru ada Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, yang baru saja ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Seperti halnya AHY, Kaesang hadir secara instan dalam partai dan langsung mengambil posisi yang paling penting. Kaesang menjadi Ketum PSI hanya beberapa hari setelah ia resmi bergabung dengan partai tersebut.
Padahal, umumnya butuh waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, bagi kader partai untuk mengabdi sebelum mereka bisa mendapat posisi penting di organisasi politik. Inilah mengapa sangat jarang ketua umum partai politik yang berusia di bawah 40 tahun.
Hadirnya figur-figur muda-yang berasal dari kekerabatan-dalam jabatan penting di partai politik secara tidak langsung menjadi sinyal betapa rapuhnya kemampuan partai dalam menghadirkan sosok-sosok pemimpin melalui kaderisasi partai yang ideal, yang bertumbuh dan berjuang bersama dalam proses keberlangsungan partai.
Keterlibatan kaum muda dalam politik praktis sejatinya akan membuka peluang besar untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Mereka bisa membawa semangat perubahan dan inovasi, serta perspektif baru dan solusi kreatif dalam merespons tantangan zaman.
Namun, fenomena dinasti politik pada akhirnya membuat lanskap politik Indonesia menjadi simbol dari sistem yang kaku dan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi generasi muda itu sendiri. Melekatnya simbol warisan keluarga dan jaringan kekuasaan yang telah ada sejak lama justru dapat memperkuat status quo dan menghambat langkah perbaikan demokrasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya