Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kasus Mata-mata

PM May: Russia Dibalik Serangan Racun Saraf

Foto : AFP / Alexander NEMENOV

bahas mata-mata I Duta besar Inggris Laurie Bristow meninggalkan Kementerian Luar Negeri Moskwa, Selasa (13/3) usai pembicaraan soal mata-mata.

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Luar Negeri Rusia membalas dengan segera, dengan mengatakan bahwa pernyataan May adalah "pertunjukan sirkus" dan merupakan bagian dari kampanye informasi politik melawan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki "kepercayaan penuh" dalam penilaian Inggris bahwa Rusia patut untuk bertanggung jawab.

"Kami setuju bahwa mereka bertanggung jawab - baik yang melakukan kejahatan dan mereka yang memerintahkannya - harus menghadapi konsekuensi serius," demikian pernyataan Tillerson.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders mengatakan, Amerika Serikat mendukung "sekutu terdekat Amerika", namun dia mendadak menyalahkan Rusia atas serangan tersebut.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan penggunaan racun saraf apapun adalah hal yang mengerikan, sama sekali tidak dapat diterima. Ini insiden yang menjadi perhatian besar NATO." Hubungan antara Inggris dan Rusia telah menegang sejak pembunuhan mantan mata-mata Rusia KGB Alexander Litvinenko di London, yang meninggal pada 2006 setelah meminum teh hijau yang dicampur dengan radioaktif polonium-210.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top