Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kasus Mata-mata

PM May: Russia Dibalik Serangan Racun Saraf

Foto : AFP / Alexander NEMENOV

bahas mata-mata I Duta besar Inggris Laurie Bristow meninggalkan Kementerian Luar Negeri Moskwa, Selasa (13/3) usai pembicaraan soal mata-mata.

A   A   A   Pengaturan Font

London - Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengatakan Senin (12/3) bahwa Moskow "sangat patut" bertanggung jawab atas keracunan mantan mata-mata ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris, dengan menggunakan racun saraf kelas militer.

May mengatakan kepada parlemen bahwa Rusia secara langsung bertanggung jawab baik karena meracuni atau mengizinkan racun saraf tersebut berpindah tangan ke orang lain. London memberi Rusia hingga Selasa malam untuk menjelaskan penggunaan racun tersebut.

Pejabat Inggris mengenali senyawa itu sebagai bagian dari kelompok racun saraf Novichok, yang dikembangkan militer Soviet selama 1970-an dan 1980-an, kata May.

Skripal, 66, dan putrinya, yang berusia 33 tahun, Yulia, berada di rumah sakit dalam keadaan gawat sejak ditemukan tidak sadar di bangku di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury pada 4 Maret.

"Jika tidak ada tanggapan memadai, kami akan menyimpulkan bahwa tindakan ini sesuai dengan penggunaan kekuatan melanggar hukum oleh negara Rusia terhadap Inggris Raya," katanya, menyebut serangan tersebut sebagai tindakan "sembrono dan tercela".

Kementerian Luar Negeri Rusia membalas dengan segera, dengan mengatakan bahwa pernyataan May adalah "pertunjukan sirkus" dan merupakan bagian dari kampanye informasi politik melawan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki "kepercayaan penuh" dalam penilaian Inggris bahwa Rusia patut untuk bertanggung jawab.

"Kami setuju bahwa mereka bertanggung jawab - baik yang melakukan kejahatan dan mereka yang memerintahkannya - harus menghadapi konsekuensi serius," demikian pernyataan Tillerson.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders mengatakan, Amerika Serikat mendukung "sekutu terdekat Amerika", namun dia mendadak menyalahkan Rusia atas serangan tersebut.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan penggunaan racun saraf apapun adalah hal yang mengerikan, sama sekali tidak dapat diterima. Ini insiden yang menjadi perhatian besar NATO." Hubungan antara Inggris dan Rusia telah menegang sejak pembunuhan mantan mata-mata Rusia KGB Alexander Litvinenko di London, yang meninggal pada 2006 setelah meminum teh hijau yang dicampur dengan radioaktif polonium-210.

Ant/Rtr/AR-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top