Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keamanan Global

PM Lee Minta Singapura Siap Mental Hadapi Gangguan Stabilitas Kawasan

Foto : ISTIMEWA

PM Singapura, Lee Hsien Loong

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dalam pidatonya di English National Day Rally, Minggu (21/8), mengatakan Singapura telah menikmati kedamaian begitu lama. Namun demikian, dia mengingatkan warganya kalau perang bisa saja pecah di kawasan itu dengan melihat kondisi keamanan global. Sebab itu, dia meminta warga Singapura untuk siap mental terhadap gangguan stabilitas kawasan.

"Lingkungan eksternal Singapura menjadi sangat bermasalah di tengah memburuknya hubungan Amerika Serikat (AS)-Tiongkok dan invasi Russia ke Ukraina," kata Lee.

Lee ketika berbicara di Markas Besar Institute of Technical Education (ITE) menerangkan kalau hubungan AS dan Tiongkok, yang sangat berpengaruh pada kondisi global, semakin memburuk karena banyak permasalahan.

"Ini termasuk ideologi dan sistem pemerintahan saingan mereka, pengaruh Tiongkok yang berkembang di dunia, serta banyak masalah khusus, termasuk perselisihan perdagangan, spionase dunia maya, Laut Tiongkok Selatan, dan Hong Kong," kata Lee.

"Baru-baru ini yang mengkhawatirkan, yaitu adanya ketegangan yang meningkat tajam di Taiwan," tambah Lee.

Sebab itu, kedua negara perlu bekerja sama dalam banyak masalah global yang mendesak, termasuk perubahan iklim, pandemi, dan proliferasi nuklir. "Hubungan mereka yang tegang membuat ini hampir mustahil, dan ini adalah berita buruk bagi dunia," katanya.

Memperburuk Keadaan

Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, baru-baru ini mengadakan pembicaraan virtual dan membuat rencana untuk bertemu pada November, pertemuan mereka secara langsung untuk pertama kali sejak Biden menjabat Januari lalu. Tetapi, kata Lee, tidak ada pihak yang mengharapkan hubungan membaik dalam waktu dekat.

"Selanjutnya, kita semua harus berharap tidak ada kesalahan perhitungan atau kesalahan, yang dapat memperburuk keadaan dengan sangat cepat," tambahnya.

Lee menjelaskan invasi Russia ke Ukraina juga memiliki implikasi mendalam bagi dunia dan Singapura.

"Invasi itu melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan prinsip-prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial, yang sangat penting bagi Singapura mengingat keberadaan dan keamanannya bergantung pada negara-negara yang menjunjung prinsip-prinsip ini," katanya.

"Inilah sebabnya, mengapa Singapura tidak dapat melegitimasi tindakan salah Russia," papar Lee.

Pada Maret, Singapura mengecam keras tindakan Russia dan menjatuhkan sanksi pada ekspor barang-barang militer dan teknologi, serta langkah-langkah keuangan. "Russia mengeklaim bahwa apa yang disebutnya 'operasi militer khusus' di Ukraina dibenarkan oleh kesalahan sejarah dan keputusan gila. Jika kita menerima logika ini, apa yang terjadi jika suatu hari orang lain menggunakan argumen yang sama untuk melawan kita?" ungkap Lee.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top