PM Kamboja Ajukan Syarat pada Junta
Diplomasi Kamboja-Myanmar l PM Kamboja, Hun Sen (kiri, pada layar monitor) saat berbicara via video konferensi dengan pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, pada Rabu (26/1). Dalam video konferensi itu, PM Kamboja menanyakan soal perkembangan apa yang telah dibuat junta pada konsensus lima poin.
Pernyataan di Facebook itu juga menambahkan bahwa Perdana Menteri (Hun Sen) mengatakan bahwa Asean memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan tidak dapat membiarkan dirinya menjadi "budak" Myanmar dengan menjadi terlalu fokus pada politik internal Myanmar.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Malaysia, dalam sambungan panggilan telepon pada Selasa, PM Ismail Sabri bin Yaakob, menekankan kepada Hun Sen perlunya pengurangan segera kekerasan di Myanmar, dialog politik inklusif, dan pembebasan segera dan tanpa syarat semua tahanan politik. PM Malaysia juga menyerukan agar utusan Asean diberikan akses penuh kepada semua pihak terkait sebagai bagian dari upaya untuk menemukan solusi damai atas krisis tersebut.
Tekanan Asean
Pembicaraan via video konferensi Hun Sen dengan Ismail Sabri bin Yaakob pada Selasa, terjadi beberapa hari setelah dia mengecam Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, dalam panggilan telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, karena Menlu Malaysia dianggap sombong dengan mengkritik strategi Phnom Penh untuk berurusan dengan Myanmar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya