Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Planet Ceres, Alternatif Tempat Tinggal di Luar Bumi

A   A   A   Pengaturan Font

Orbit planet Ceres menawarkan kemungkinan menjadi tempat hidup dengan menempatkan satelit buatan raksasa. Cara ini sebagai alternatif pilihan hidup di luar bumi dan Mars. Manusia tengah mencari cara dan tempat layak ditinggali ketika suatu saat bumi tidak lagi layak untuk hidup manusia.

Salah satu kandidat kuat sejauh ini hanyalah planet Mars. Planet ini memiliki siklus harian 24 jam dengan atmosfer yang kaya C02. Meski pilihan pada Mars sangat kuat, para ahli luar angkasa menyarankan alternatif. Sebuah makalah yang diterbitkan Januari 2021, ArXiv, menawarkan proposal baru untuk membangun habitat mengambang raksasa di angkasa.

Lokasi kapsul raksasa, menurut proposal tersebut, ditempatkan di orbit planet kerdil Ceres. Planet itu bergaris tengah 940 km. Dia mengorbit di sabuk asteroid dan menjadi objek terbesar di sana. Sabuk berada antara Mars dan Jupiter. Astrofisikawan Institut Meteorologi Helsinki, Finlandia, Pekka Janhunen, memaparkan visinya tentang "Megasatelitte." Satelit tersebut berupa pesawat ruang angkasa berbentuk silinder terangkai dalam bingkai cakram.

"Tiap-tiap habitat silinder dapat menampung lebih dari 50.000 orang. Tiap silinder mendukung atmosfer buatan dan menghasilkan gravitasi seperti bumi melalui gaya sentrifugal rotasinya sendiri," tulis Janhunen seperti dilansir Live Science.

Mengapa pilihannya Ceres? Menurut Janhunen, selain 'tidak terlalu jauh,' juga kaya akan nitrogen seperti bumi yang memiliki nitrogen sebesar, 79 persen di atmosfernya. Senyawa ini, kata Janhunen, berguna dalam mengembangkan atmosfer untuk permukiman.

Ia mengatakan, membangun satelit luar angkasa akan lebih baik daripada membangun koloni di permukaan Ceres. Dengan menggunakan elevator ruang angkasa, pesawat dapat mentransfer bahan mentah dari planet langsung ke habitat di orbit.

Janhunen, menerangkan, setiap habitat silinder berukuran 10 km, memiliki radius 1 km, dan menyelesaikan rotasi penuh setiap 66 detik. Rotasi dapat menghasilkan gravitasinya sendiri dari gaya sentrifugalnya. Sementara itu, dua cermin besar bersudut 45 derajat mengarahkan sinar matahari ke tanaman yang dikembangkan.

Memang bagian tiap silinder akan dikhususkan untuk menanam tanaman buat konsumsi. "Tanaman ditempatkan di tanah dengan kedalaman 1,5 meter. Bahan bakunya diambil dari Ceres," kata Janhunen. Pada tahun 2019, Jeff Bezos, CEO Amazon dan pendiri perusahaan ruang angkasa swasta Blue Origin, meragukan ide mirip yang dikemukakan Janhunen.

Skeptis

Saat berbicara di sebuah acara di Washington, DC, tentang manfaat membangun koloni "O'Neill," dia skeptis koloni seperti itu bisa terealisasi. "Bagaimana kita akan membangun koloni O'Neill? Saya tidak tahu dan tidak ada orang di ruangan ini yang tahu," ujar dia.

Jadi, dibanding Bezos, Janhunen lebih optimistis. Dalam surat elektronik yang dikirim ke LiveScience, dia mengatakan, permukim manusia pertama dapat mulai menuju ke Ceres 15 tahun ke depan. "Masa depan cerah jika Anda tinggal di silinder habitat," ujar dia.

Sedangkan, asisten profesor astrobiologi di Florida Institute of Technology yang mempelajari kelayakan planet, Manasvi Lingam, mengatakan bahwa proposal Janhunens menyajikan alternatif yang masuk akal untuk menjajah permukaan Mars atau Bulan. Tetapi masih kekurangan beberapa pertimbangan utama.

"Saya akan mengatakan ada tiga catatan utama," katanya. Pertama, pertanyaan tentang unsur-unsur penting lainnya, selain nitrogen," kata Lingam. Ia menilai, salah satu elemen kunci yang tidak disebutkan adalah fosfor. Tubuh manusia bergantung pada fosfor untuk membuat DNA, RNA, dan ATP atau bentuk penyimpanan energi penting dalam sel.
Catatan kedua, teknologinya. Mengumpulkan nitrogen dan bahan mentah lainnya dari Ceres akan membutuhkan penambangan di permukaan planet. Kemudian mengekstraksi elemen penting tersebut dari bebatuan itu sendiri.
Operasi tersebut kemungkinan besar tidak akan mungkin tanpa armada kendaraan penambangan otonom yang siap ditempatkan di Ceres. Tambah lagi satelit untuk memandu ke deposit kaya nutrisi yang paling layak.

Catatan ketiga, kata Lingam, ide tersebut masuk akal. Tetapi perlu alat penjelajah yang mumpuni. Hal ini karena pada 15 Januari 2021, robot NASA penjelajah Mars dinyatakan mati dan mengakhiri misi dua tahun di planet merah.
Proposal Janhunen menyebutkan, cluster pertama Megasatelittedengan habitat yang mengorbit dapat diselesaikan 22 tahun setelah penambangan dimulai di Ceres.

Tetapi perkiraanini mengasumsikan pasokan listrik dan logistik tersedia mudah. Tapi tidak semudah dibayangkan. "Skala waktu 22 tahun mungkin merupakan batas bawah dalam kondisi optimal. Tetapi saya berpendapat, skala waktu sebenarnya bisa jauh lebih lama," kata Lingam. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top