
PKK Berau ajak kaum ibu inovatif olah ikan guna cegah stunting
Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Berau Sri Aslinda Gamalis.
Foto: Antara/ HO Prokopim BerauSamarinda -- PKK Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), mengajak kaum ibu inovatif mengolah ikan agar anak tertarik dan mau mengonsumsi ikan, karena ikan mengandung protein hewani yang efektif mencegah stunting, bahkan mengandung omega-3 untuk perkembangan otak anak.
Hal ini menjadi perhatian pengurus PKK karena prevalensi stunting di Berau pada akhir 2023 tergolong tinggi yakni sebesar 23 persen, berada di posisi ke lima dari 10 kabupaten/kota di Kaltim.
"Di tempat kita ini banyak ikan laut karena kawasan pesisir, sehingga ikan bisa diolah menjadi beragam makanan yang menarik bagi anak-anak. Apalagi ikan bergizi tinggi sehingga baik untuk anak," ujar Ketua PKK Berau Sri Aslinda Gamalis di Berau, Selasa.
Selain aktif, kreatif, dan inovatif, mengolah makanan bergizi untuk pencegahan stunting, kata dia, dari kreativitas ini juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan ekonomi keluarga, karena kaum ibu dan anggota PKK baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun tingkat desa, dapat menghasilkan uang dari inovasi tersebut.
Misalnya, kata dia, ikan yang sudah diolah dengan baik dengan rasa yang standar, menarik, dan dikemas dengan cantik, maka akan banyak orang yang tertarik untuk membeli, sehingga hal ini bukan saja bisa dinikmati oleh keluarga dan warga setempat, tapi juga bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.
Apalagi Kabupaten Berau banyak memiliki objek wisata menarik, kata dia, terutama wisata bahari yang kerap dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Ia melanjutkan sejumlah kegiatan yang dilakukan pemerintah bersama pengurus PKK dalam penanganan stunting selama ini adalah melalui delapan aksi konvergensi stunting, sehingga giat ini diharapkan dapat mencegah dan menekan prevalensi stunting.
Sebanyak delapan aksi konvergensi itu adalah aksi analisa situasi stunting, rencana kegiatan, rembug stunting, regulasi tentang stunting, pembinaan unsur pelaku, sistem manajemen data, data cakupan sasaran dan publikasi data, serta evaluasi kerja.
Giat lain yang tak kalah penting adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal, yakni dengan menyasar kepada Ibu hamil dan balita yang berisiko stunting.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
- 5 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
Berita Terkini
-
Energi Terbarukan, Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi Modern
-
Jangan Setengah Hati, Stop Kebergantungan Pada Impor Pangan, Jika Indonesia Tak Ingin Seperti Filipina
-
Masyarakat Perlu Waspadai Kejahatan Finansial, Sebanyak 19.980 Rekening Kena Blokir Akibat Scam
-
Birokrasi Berbelit dan Lambat Perlu Diperbaiki dengan Inovasi
-
Solusi Digitalisasi UMKM dalam Satu Genggaman, hibank Luncurkan Aplikasi hi by hibank