Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pilkada Lahirkan Pemimpin Progresif

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Pemimpin atau calon pemimpin yang idealitasnya bisa dijadikan ekspektasi publik untuk membangun dan memajukan daerah, terperangkap mengurus problem pertanggungjawaban yuridis yang dihadapinya.

Mereka itu jadi lebih sibuk mencoba meyakinkan publik seperti melakukan sosialisasi (kampanye) kalau dirinya masih layak dijadikan opsi politik, meyakinkan konstituen bahwa dirinya lebih pantas (representatif ) menduduki jabatan sebagai pemimpin daerah, atau sosok nahkoda yang kapabel dalam membebaskan daerah dari "keterjatuhannya".

Istilah "terjatuh" memang bisa bermakna kegagalan atau "ketertundaan" dalam menjalankan peran strategis. Saat seseorang dipercaya memipin daerah, katakanlah menjadi gubernur, wali kota atau bupati, kepemimpinannya tidak selalu berjalan mulus, karena ada beberapa virus yang membuatnya digolongkan sosok yang belum progresif, kecuali yang terjatuhnya" akibat terseret kasus korupsi yang sudah mendapatkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Bagi petahana, belum prestasi di ranah kepemimpinan masih bisa direformasi dengan cara melakukan rekonstruksi terus menerus terhadap program-program pembangunan yang berbasis kepentingan rakyat, jika dirinya dipercaya lagi oleh rakyat untuk jadi nahkoda.

Bagi kandidat baru, pilkada ini merupakan momentum menemukan atau membangun jalan menunju dan mewujudkan kebagkitan dari keterjatuhan" daerah. Pilkada kali ini dapat diorientasikan dan dijadikan spirit oleh pemimpin baru ini untuk membebaskan rakyat dari perasaan inferioristiknya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top