Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pilkada Damai dan Bermartabat

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Selain ancaman nyata dari teroris yang telah terdeteki sejak dini oleh polisi, pilkada serentak tahun 2017 wajib menjadi catatan penting, agar segala peristiwa yang terjadi tidak terulang dalam pilkada 2018. Sebagai pengingat, pilkada serentak 2017 benar-benar menyedot seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Saat itu, di putaran pertama pilkada yang digelar pada 15 Februari 2017, kendati hanya 101 daerah yang menjadi peserta pilkada serentak, mulai dari proses persiapan, masa kampanye, masa tenang, hingga sampai pemungutan suara, tidak ada habisnya berbagai media cetak dan elektronik menyiarkan halhal yang justru memicu bahaya perpecahan bangsa ini.

Isu sara, suku, agama, hingga pertengkaran antara teman, sahabat, bahkan di dalam keluarga, menjadi bumbu yang senantiasa menyulut sikap intoleransi dan disintegrasi. Daerah yang paling berperan dan menjadi sumber pemberitaan nasional bahkan mancanegara, menyedot seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah provinsi DKI Jakarta.

Hebatnya, tidak cukup berhenti di putaran pertama, ternyata pilkada DKI harus berlanjut ke putaran ke dua. Mengapa DKI menjadi sorotan nasional bahkan mancanegara dalam kasus Pilkada ini? Seluruh suku dan budaya Indonesia ada di dalamnya. Boleh dikatakan juga bahwa kota ini adalah satu-satunya provinisi di Indonesia yang paling bhineka. Yah, Jakarta adalah miniatur Indonesia. Itulah sebab, mengapa Pilkada DKI paling mendapat tempat di media cetak dan elektronik.

Sebenarnya isu negatif tentang Pilkada yang membuat haru biru pikiran dan hati seluruh bangsa ini terjadi hampir di seluruh daerah Indonesia. Isu tersebut lekat dengan praktik-praktik kecurangan yang dilakukan oleh kontestan maupun tim suksesnya dengan modus operandi bentuk kampanye hitam, bagi-bagi sembako, politik uang, eKTP ganda, hingga permainan yang melibatkan oknum Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah hingga pemerintahan. Semua itu dilakukan dengan tujuan memenangkan dan menyukseskan satu pasangan calon (paslon) dengan intrik, taktik, hingga penyutradaraannya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top