Petani Milenial Harus Perkuat Pertanian IKN
Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Bijak Ilhamdani
Foto: ANTARA/Nyaman Bagus PurwaniawanKALIMANTAN TIMUR- Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Bijak Ilhamdani menekankan akan pentingnya peran petani milenial agar sektor pertanian di daerah Benuo Taka semakin kuat demi menunjang kedaulatan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Agar sektor pertanian kuat diperlukan petani milenial atau anak muda, saat ini masyarakat yang menggeluti pertanian rata-rata sudah berusia 40-55 tahun,” ujar Muhammad Bijak Ilhamdani di Penajam, Selasa (12/11).
Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan belum kuat amat berpengaruh terhadap kedaulatan pangan yang menyebabkan ketergantungan Kabupaten Penajam mendatangkan kebutuhan pangan dari luar daerah.
DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara bersama pemerintah kabupaten setempat berupaya memperbaiki tata kelola sektor pertanian, peternakan dan perikanan, serta terus berusaha menarik minat generasi muda terjun dalam sektor pertanian, peternakan dan perikanan untuk menciptakan kedaulatan pangan.
Sebagian kebutuhan pangan Kabupaten Penajam Paser Utara masih didatangkan dari luar daerah, jelas dia, seperti ayam potong dari Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, serta sayuran dan beras dari Sulawesi Selatan.
“Produksi pertanian, peternakan dan perikanan lokal belum dapat penuhi semua kebutuhan pangan masyarakat,” tambahnya.
Sehingga, lanjut dia, generasi muda atau milenial sangat penting berperan aktif di sektor pertanian sebagai pendukung perputaran ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara melalui bidang pangan.
Apabila tidak ada generasi muda menggantikan para petani yang usianya sudah menua, maka Kabupaten Penajam Paser Utara bakal terus bergantung pada pangan dari luar daerah.
Semangat anak muda untuk bertani sangat dibutuhkan, kata dia, apalagi Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi penyangga pangan Ibu Kota Nusantara.
Kabupaten Penajam Paser Utara bisa menghasilkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan Kota Nusantara karena potensi pertanian, perikanan dan peternakan cukup besar.
“Anak muda harus ikut mengelola pertanian, perikanan dan peternakan agar produksi bisa melimpah, serta yang penting juga ada kolaborasi antara pemerintah kabupaten, pelaku industri dan generasi muda,” demikian Muhammad Bijak Ilhamdani.
Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) memantapkan penyusunan peta jalan pada area nilai konservasi tinggi (ANKT) demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan, sekaligus untuk melestarikan lingkungan.
“Sejak kebijakan ANKT dimulai pada 2016 dan komitmen yang dijalankan berkesinambungan, Kaltim telah meraih berbagai manfaat, baik manfaat dari sisi kelestarian alam maupun finansial,” ujar Kepala Disbun Kaltim Ence Achmad Rafiddin Rizal di Samarinda, beberapa hari lalu.
Manfaat secara finansial tersebut antara lain penghargaan senilai 110 juta dollar AS dari program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) periode 2019-2024, termasuk alokasi Dana Bagi Hasil Kelapa Sawit pada 2024 sebesar 182,65 miliar rupiah. Ant/S-2
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung