Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Model pesawat VTOL telah banyak dihasilkan namun belum ditemukan model yang tepat untuk mencapai kecepatan dan efisiensi energi. Desain hibrida terbaru mampu menghadirkan efisiensi energi dan kecepatan.

Pesawat Terbang VTOL Hibrida yang Melesat Lebih Cepat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Para peneliti saat ini tengah mengembangkan pesawat terbang yang disebut dengan vertical take-off and landing aircraft (VTOL) atau pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal. Pilihannya saat ini adalah konsep VTOL hibrida yang diharapkan bisa menciptakan pesawat yang dapat terbang dan mendarat vertikal seperti helikopter atau drone, namun dapat terbang dengan sayap seperti pesawat.
Sebuah perusahaan asal Toulouse, Prancis bernama Ascendance Flight Technologies (AFT) telah berhasil mendapatkan model yang lebih baik dari beberapa model yang ditawarkan sebelumnya. Perusahaan mengembangkan desain hibrida yang menghasilkan efisiensi energi.
Setelah tiga tahun, divisi riset dan pengembangan AFT, berhasil menciptakan desain menggunakan propulsi terdistribusi pada sayap sehingga menghasilkan perjalanan udara yang berkelanjutan yang disebut dengan Atea. Pada Desember 2021 perusahaan meluncurkan berkapasitas 5 tempat duduk, untuk menjawab sistem penerbangan baru yang disebut taksi terbang tanpa meninggalkan jejak karbon.
Dari hasil rancangan, pesawat mampu terbang sejauh 400 kilometer. Sedangkan polusi suara suaranya jauh lebih rendah atau hanya 25 persen dari suara yang dihasilkan oleh pesawat terbang dengan mesin konvensional dengan ukuran yang sama.
"Atea memadukan desain yang ramping dan berani dengan teknologi kipas di sayap yang belum pernah ada sebelumnya dan dioptimalkan konfigurasi mesin. Produksi dijadwalkan pada 2025," ujar pendiri dan CEO AFT, Jean-Christophe Lambert, dalam siaran pers dikutip laman Runway Girl Network.
Mesinnya berupa motor listrik dengan sistem hybrid modular yang dibuat khusus yang dikembangkan oleh AFT. Inovasi teknologi yang terintegrasi dalam Atea memastikan pengoperasian yang optimal, mudah digunakan, dan lincah dalam bermanuver. Pesawat ini dapat ini bisa untuk berbagai penggunaan, baik untuk transportasi penumpang, layanan darurat, tugas logistik, atau penerbangan pengawasan.
Konfigurasi "Lift + Cruise" berupa propulsi hibrida-listrik modular dengan 2 sistem propulsi terpisah untuk penerbangan vertikal dan horizontal. Untuk daya angkat vertikal digunakan 8 rotor terintegrasi pada dua dapat menjadi dua sayap tetap di depan dan belakang. Untuk mendorong pesawat digunakan 2 baling-baling horizontal.
"Kami menyiapkan Atea dengan visi yang sangat jelas tentang apa yang ingin kami capai dalam mempercepat transisi menuju penerbangan hijau berkat teknologi hibrida" ungkap Lambert. "Desain Atea adalah cerminan konkret dari nilai-nilai kami, pengalaman kami, dan pengetahuan kami," imbuh dia.

Sistem Sterna
Sebelum mendapatkan model terbaik dari VTOL Atea, divisi litbang perusahaan menguji 4 prototipe. Tim juga melakukan riset tentang biaya dan kemudahan menerbangkan pesawat semacam itu.
"Karakteristik Atea memberi semua kinerja yang diharapkan oleh sektor yang lebih menuntut transisi yang sedang berlangsung," papar Lambert.
Konfigurasi Atea baru telah mengintegrasikan sistem hibrida yang dipatenkan oleh AFT yang disebut Sterna. Sistem ini dirancang pada mesin listrik yang ditenagai oleh penggabungan dua sumber energi pembakaran dan listrik (baterai). Seiring waktu, perusahaan berencana untuk menghapus sumber energi pembakaran dan menggantinya dengan sumber energi baru yang lebih bersih seperti hidrogen atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
Delapan rotor generasi baru sekarang ditampilkan pada konfigurasi sayap tandem sesuai dengan prinsip sayap kipas (fan-in wing) juga telah dipatenkan. Teknologi rotor terselubung ini memungkinkan peningkatan daya selama fase lepas landas dan pendaratan selain pengurangan kebisingan yang signifikan.
Jumlah rotor menjamin kemampuan manuver pesawat jika terjadi kegagalan, dengan ketahanan yang sesuai dengan persyaratan peraturan. Sistem Lift and Cruise pesawat menyediakan pemisahan penerbangan vertikal dan horizontal yang dipastikan oleh rotor untuk yang pertama dan oleh baling-baling yang terletak di hidung dan sirip ekor untuk yang terakhir.
Tidak adanya mekanisme poros (pivot) dimana biasanya baling-baling vertikal diubah menjadi pendorong horizontal, dapat mengurangi risiko kegagalan. Di samping itu juga menyederhanakan sertifikasi pesawat sambil meningkatkan keselamatan pesawat secara keseluruhan.
"Atea akan segera hadir dalam bentuk prototipe skala penuh dan akan memasuki tahap pengujian pada 2023" kata Lambert.
Dengan bantuan dari mitra keuangan , model tersebut sekarang mengalami perkembangan yang pesat. Ditargetkan pada 2025, pesawat VTOL hibrida Atea sudah mendapatkan sertifikasi dan selanjutnya bisa dilakukan produksi massal. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top