Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perubahan Iklim Hancurkan Kehidupan Kupu-kupu di Albania

Foto : AFP/Adnan Beci

Penurunan Populasi l Altin Hila, seorang ahli agronomi dan pemilik museum pribadi kupu-kupu, memperlihatkan larva ngengat Emperor (Saturnia Pavonia) di kantornya di Divjake, Albania, pada akhir Mei lalu. Ilmuwan dari Albania menyatakan bahwa populasi beragam spesies kupu-kupu seperti halnya spesies lainnya saat ini mengalami penurunan bahkan nyaris punah akibat ulah umat manusia dan perubahan iklim yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem.

A   A   A   Pengaturan Font

Kupu-kupu Alexanor yang berwarna kuning cerah, hitam, merah, dan biru, pernah banyak beterbangan di lereng penuh bunga-bunga di barat daya Albania. Namun kini, kata para ilmuwan, seperti banyak spesies terkait lainnya, mereka nyaris punah karena ulah umat manusia, termasuk akibat perubahan iklim.

Semakin lama kupu-kupu Alexanor semakin menghilang dari Distrik Zvernec yang indah. Alexanor adalah salah satu dari 58 dari 207 spesies kupu-kupu di negara Balkan yang menurut para peneliti terancam punah.

"Peka terhadap perubahan, mereka adalah cerminan sebenarnya dari kondisi ekosistem tempat mereka hidup," kata Anila Paparisto, ahli entomologi di Universitas Tirana.

Di Zvernec, Paparisto memimpin tim peneliti dan mahasiswa yang berupaya mengidentifikasi spesies kupu-kupu yang tersisa di negara tersebut serta spesies yang kini telah punah. Sejumlah penelitian ilmiah telah mengukur dampak perubahan iklim terhadap populasi kupu-kupu, meskipun para peneliti juga menyalahkan faktor lainnya seperti kombinasi urbanisasi yang cepat, pestisida, dan pemanasan suhu sebagai penyebab penurunan populasi tersebut.

"Aktivitas manusia dan perubahan iklim berdampak besar terhadap alam," kata mahasiswa biologi bernama Fjona Skenderi, yang membantu melakukan penelitian di Zvernec.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top