Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertumbuhan Kawasan Industri Dipacu

Foto : Istimewa

Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Ignatius Warsito

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pertumbuhan kawasan industri (KI). Pemerintah dalam hal ini Kemenperin memberi kemudahan bagi investor yang ingin membuka KI di Indonesia.

Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Ignatius Warsito mengatakan bahwa Indonesia siap bersaing dengan banyak negara di dunia dalam hal menjaring investor KI. Pemerintah menyiapkan banyak fasilitas.

"Kita berikan banyak kemudahan karena yang investor KI butuh itu lahan yang clear and clean, akses infrastruktur, bahan baku dan juga air. Begitu juga perizinan. Kita siap bantu apa yang dibutuhkan investor," ucapnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (7/5).

Dalam acara itu turut hadir Sekjen Kemenperin Dody Widodo, Juru Bicara Menteri Perindustrian serta Kepala Biro Hubungan Masyarakat Ni Nyoman Ambareny.

Warsito melanjutkan bahwa jumlah KI operasional hingga saat ini mencapai 128 KI dengan luas lahan total mencapai 59.655 hektar (ha). "Jumlah itu naik dari sebelumnya hanya berjumlah 89 pada tahun 2016,"kata dia.

Kawasan Industri lanjut dia didominasi berlokasi di Pulau Jawa atau 64 persen dari total KI yang ada. Meskipun begitu tren menunjukan kenaikan pertumbuhan kawasan industri di luar Jawa seperti Sulawesi, Maluku dan Kalimantan

Ditegaskan Warsito bahwa arah pengembangan KI kita menuju generasi ketiga dan generasi ke empat. Itu sebagai bagian dari implementasi Making Indonesia 4.0.

Untuk Jawa dan luar Jawa lanjut dia, ada perbedaan karakteristik KI. Untuk luar Jawa KI berbasis industri pengelolahan SDA (hilirisasi SDA), meningkatkan efisiensi sistem logistik. KI luar Jawa sebagai pendorong pengembangan pusat ekonomi baru.

Adapun KI di Jawa berbasis teknologi tinggi, berbasis industri padat karya serta KI yang berbasis industri yang hemat air.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top