Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Melambat dari yang Diharapkan

Foto : Sumber: China NBS - AFP
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Ekonomi Tiongkok dilaporkan tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua, dampak dari aktivitas manufaktur yang melambat, biaya bahan baku yang lebih tinggi, dan gelombang Covid-19 baru yang membebani momentum pemulihan. Data resmi pada Kamis (15/7) menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat 7,9 persen pada kuartal April-Juni dari tahun sebelumnya, meleset dari ekspektasi untuk kenaikan 8,1 persen dalam jajak pendapat para ekonom Reuters.

Pertumbuhan melambat secara signifikan dari rekor ekspansi 18,3 persen pada periode Januari-Maret, ketika tingkat pertumbuhan tahunke- tahun sangat dipengaruhi oleh kemerosotan yang disebabkan oleh Covid-19 pada kuartal pertama 2020. Data aktivitas Juni melambat dari bulan sebelumnya tetapi mengalahkan ekspektasi. "Angkanya sedikit di bawah ekspektasi kami dan ekspektasi pasar (tetapi) saya pikir momentumnya cukup kuat," kata ekonom UOB, Woei Chen Ho, di Singapura.

"Kekhawatiran kami yang lebih besar adalah pemulihan yang tidak merata yang telah kami lihat sejauh ini dan bagi Tiongkok pemulihan konsumsi domestik sangat penting, penjualan ritel bulan ini cukup kuat dan itu mungkin menghilangkan beberapa kekhawatiran." Sementara Tiongkok telah pulih dengan kuat dari krisis Covid-19, didukung oleh permintaan ekspor yang kuat dan dukungan kebijakan, data dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan beberapa kehilangan momentum.

Biaya bahan baku yang lebih tinggi, kekurangan pasokan, dan pengendalian polusi membebani aktivitas industri, sementara wabah kecil Covid-19 telah membatasi pengeluaran konsumen. Investor mengamati untuk melihat apakah bank sentral negara itu bergeser ke sikap kebijakan yang lebih mudah setelah pekan lalu People's Bank of China mengumumkan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan.

Langkah tersebut melepaskan sekitar 1 triliun yuan atau sekitar 154,64 miliar dolar AS dalam likuiditas jangka panjang untuk mendukung pemulihan dan datang bahkan ketika pembuat kebijakan telah berusaha untuk menormalkan kebijakan setelah rebound kuat ekonomi dari krisis virus korona untuk menahan risiko keuangan. Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan, pada basis triwulanan, PDB meningkat 1,3 persen pada periode April-Juni, hanya mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 1,2 persen dalam jajak pendapat Reuters. NBS merevisi turun pertumbuhan pada kuartal pertama dari kuartal keempat tahun lalu menjadi 0,4 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top