
Amerika Serikat dan Inggris Sepakat Kerja Sama untuk Perdamaian Ukraina
Presiden AS, Donald Trump berjabat tangan dengan PM Inggris, Keir Starmer di Gedung Putih, Washington, DC, Kamis (27/2). Starmer bertemu Trump untuk minta dukungan AS terhadap gencatan senjata Ukraina.
Foto: AFP/SAUL LOEBWashington - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Kamis (27/2) mengatakan bahwa dirinya dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sepakat untuk bekerja sama mencapai perdamaian yang "kuat dan adil" di Ukraina.
"Hari ini kami membahas rencana untuk mencapai perdamaian yang kuat dan adil... Dalam hal ini saya bersama pemimpin Eropa lainnya terus bekerja sama, dan saya yakin bahwa Inggris siap mengerahkan pasukan dan pesawat tempur untuk mendukung kesepakatan, bekerja sama dengan para sekutu kami, sebab itulah satu-satunya cara agar perdamaian langgeng," kata PM Starmer saat konferensi pers gabungan dengan Trump di Gedung Putih.
Seperti dikutip dari Antara, Trump sebelumnya bertanya kepada Starmer tentang apakah Inggris dapat "menghadapi Russia" tanpa bantuan.
"Jika orang Inggris berada di Ukraina dan mereka diserang? Anda tahu, saya selalu beranggapan bahwa orang Inggris tidak membutuhkan banyak bantuan. Mereka bisa menjaga dirinya sendiri dengan sangat baik," kata Trump kepada media sebelum mengadakan pertemuan tertutup dengan PM Inggris tersebut.
Trump menambahkan bahwa jika Inggris membutuhkan bantuan, dirinya akan selalu bersama Inggris.
Starmer setuju dengan apa yang dikatakan Trump, mengaku bahwa ia bangga dengan negaranya dan juga memuji hubungan Inggris-AS sebagai "aliansi terbesar yang pernah ada di dunia." Lagi-lagi ia menegaskan bahwa kedua negara "selalu saling mendukung."
"Bisakah kalian (Inggris) menghadapi Russia sendirian," tanya Trump kepada PM, yang direspons dengan mengatakan, "Benar..." seraya menggelengkan kepala dan tersenyum.
Saat konferensi pers Starmer mengatakan bahwa Inggris ingin menjadi bagian dari upaya perdamaian AS di Ukraina sekaligus memastikan bahwa tidak ada yang melanggar begitu dicapai kesepakatan.
Dengan adanya kesepakatan ini, AS dan Inggris menunjukkan solidaritas mereka terhadap Ukraina serta menegaskan kembali peran mereka dalam menjaga perdamaian dan keamanan global.
Pertemuan Trump dan Starmer berlangsung di saat AS sedang bersiap mencapai kesepakatan penting dengan Ukraina yang dapat membuka jalan untuk menghentikan peperangan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diperkirakan tiba di Washington pada Jumat untuk menandatangani apa menurut Trump sebagai kesepakatan "yang sangat besar" di antaranya tentang logam tanah jarang (LTJ).
Saling Bela
Pada pertemuan tersebut, Trump menekankan bahwa dirinya mendukung NATO termasuk klausul Pasal V NATO yang mewajibkan anggota aliansi saling membela satu sama lain jika terjadi serangan.
"Saya mendukungnya. Saya tidak berpikir kita akan memiliki alasan untuk itu, saya pikir kita akan memiliki perdamaian yang sangat sukses dan saya pikir itu akan menjadi perdamaian yang tahan lama," ujar dia.
Menanggapi itu, Starmer menyinggung soal Russia. Dia meminta kepada Trump untuk memastikan kesepakatan damai apa pun yang dibuat kelak tak boleh menguntungkan Russia.
"Tuan Presiden, saya menyambut komitmen Anda yang mendalam dan pribadi untuk membawa perdamaian dan menghentikan pembunuhan. Tapi kita harus melakukannya dengan benar," ucap Starmer.
Sebelumnya, PM Starmer mengatakan negara Inggris akan meningkatkan belanja pertahanannya menjadi 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya per 2027.
Starmer mengatakan bahwa peningkatan ini akan mencakup tambahan 13,4 miliar poundsterling dalam pengeluaran pertahanan tahunan mulai 2027. Pengeluaran pertahanan Inggris saat ini sekitar 2,3 persen dari PDB-nya.
"Kami akan memenuhi komitmen kami untuk membelanjakan 2,5 persen dari PDB untuk pertahanan, tetapi kami akan mempercepatnya sehingga bisa mencapai level itu pada 2027," kata Starmer di hadapan anggota parlemen, beberapa waktu lalu.
Starmer mengatakan bahwa peningkatan ini akan mencakup tambahan 13,4 miliar poundsterling (1 poundsterling Inggris = Rp20.579) dalam pengeluaran pertahanan tahunan mulai 2027. Pengeluaran pertahanan Inggris saat ini sekitar 2,3 persen dari PDB-nya.
Berita Trending
- 1 Milan dan Bologna Berebut Posisi Empat Besar
- 2 Harga Cabai Makin Pedas Saja Jelang Ramadan, Pemerintah Harus Segera Intervensi Pasar Biar Masyarakat Tak Terbebani
- 3 Perbankan, Pionir Dalam Transisi Indonesia Menuju Ekonomi Rendah Karbon
- 4 Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Kementerian LH Gelar Aksi Bersih Hutan Bakau Muaragembong Bekasi
- 5 Digitalisasi dan Kolaborasi, Kanal Pupuk Indonesia Lebih Dekat Dengan Petani