Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Keuangan Negara I Perlu Lakukan Moratorium Bunga Utang Obligasi Rekap BLBI

Pertumbuhan Ekonomi Terbebani Utang yang Tidak Produktif

Foto : Sumber: Kementerian Keuangan – Litbang KJ/and - KJ
A   A   A   Pengaturan Font

Pengamat Ekonomi, Bhima Yudisthira, di Jakarta, Senin (22/2), mengatakan kebiasaan membayar utang dengan menarik utang baru justru membuat Indonesia terus tertinggal dibanding negara lain, seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Vietnam yang kemajuannya pesat.

Pada 2021, pembayaran cicilan dan bunga utang yang dianggarkan dari belanja negara sebesar 455,6 triliun rupiah yang terdiri dari pembayaran bunga utang 373,3 triliun rupiah dan cicilan pokok 82,3 triliun rupiah. Pembayaran sebesar itu hampir tiga kali lipat dibanding alokasi anggaran untuk bantuan sosial (bansos) sebesar 161 triliun rupiah dan anggaran kesehatan sebesar 169,7 triliun rupiah.

"Kalau kondisi ini terus dibiarkan maka sebenarnya utang bukan jadi leverage perekonomian bagi rakyat, tapi justru jadi beban," kata Lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Secara terpisah, Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Badiul Hadi, mengatakan selama pemerintah melanjutkan kebijakan menanggung utang orang-orang kaya dari pemberian obligasi rekapitalisasi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) maka negara tidak ada dana untuk modal pembangunan 270,2 juta rakyat.

"RI akan mengemis utang luar negeri terus-menerus sampai tidak bisa bayar utang," kata Badiul.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top