Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I Pemberontak: Militer Kerahkan Jet dan Helikopter Tempur

Pertempuran antara Pemberontak dan Tentara Junta Masih Berlanjut

Foto : AFP/KOKANG INFORMATION NETWORK

Rebut Posko Militer I Anggota ­Tentara Aliansi Demokratik ­Nasional Myanmar berjalan melewati posko militer Myanmar di Negara Bagian Shan yang ­berhasil mereka rebut pada Sabtu (28/10). Pertempuran antara pem­berontak etnis dan militer Myanmar ­dilaporkan masih terjadi hingga akhir pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Pertempuran sengit antara aliansi pemberontak etnis dan militer Myanmar telah memasuki hari kedua di dekat perbatasan utara negara itu dengan Tiongkok, kata kelompok bersenjata pada Sabtu (28/10).

Junta Myanmar merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021 yang memicu pertempuran baru dengan kelompok pemberontak etnis yang kuat di Negara Bagian Shan bagian utara.

Aliansi kelompok pemberontak etnis melancarkan serangan terkoordinasi terhadap posisi militer di wilayah utara negara itu pada Jumat (27/10) lalu, yang merupakan tantangan baru bagi junta saat mereka berjuang untuk memadamkan perlawanan terhadap pemerintahannya.

Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah merebut tiga pos militer, dua diantaranya terletak di dekat Mongko dekat perbatasan dengan Tiongkok. Pemberontak juga menyergap sekelompok tentara yang datang dari Hopang dan menyita peralatan militer.

Kelompok tersebut tidak memberikan rincian mengenai korban jiwa. Namun Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) mengatakan pada Sabtu bahwa mereka sejauh ini telah merebut tiga pos militer di Namhkam dan 18 tentara tewas. Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa mereka telah merebut dua posko militer di Lashio dan menyita sejumlah peralatan militer.

"Militer mengerahkan jet tempur dan helikopter tempur ke Lashio," demikian pernyataan dari TNLA.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada media lokal pada Jumat bahwa pemberontak telah menyerang posisi militer di daerah Chinshwehaw, Laukkai, dan Kunlong dan beberapa pos terdepan telah direbut pemberontak.

"Kami berusaha menjaga perdamaian dan stabilitas di Shan utara, namun pemberontak berusaha menghancurkan stabilitas," kata dia.

Eks Menteri Ditangkap

Sementara itu junta pada Minggu (29/10) menyatakan bahwa mantan menteri informasi Myanmar telah ditangkap dan diadukan atas tuduhan mendorong perlawanan terhadap militer. Penangkapan mantan menteri tersebut masih dalam satu rangkaian penangkapan tokoh-tokoh terkenal lainnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, militer, yang menghadapi perlawanan bersenjata sejak merebut kekuasaan melalui kudeta 2021, telah menahan sejumlah pejabat perdagangan dan bisnis. Hal tersebut dilakukan di tengah adanya konflik sipil yang menghantam perekonomian Myanmar yang sudah terpuruk.

Ye Htut adalah menteri informasi dan juru bicara kepresidenan di bawah pemerintahan militer Thein Sein, yang menyerahkan kekuasaan kepada Aung San Suu Kyi setelah pemilu 2015.

Dalam sebuah pernyataan, tim informasi junta mengatakan pria berusia 64 tahun itu ditahan pada Sabtu malam sehubungan dengan menyebarkan informasi yang salah di media sosial.

"U Ye Htut ditangkap tadi malam dan didakwa berdasarkan pasal 505 (a)," kata seorang sumber keamanan kepadaAFPtanpa menyebut nama dan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pasal 505 melarang segala tindakan yang dianggap melemahkan militer. Undang-undang ini mengancam hukuman penjara maksimal tiga tahun. Penangkapan Ye Htut terjadi sepekan setelah saluranTelegrampro-junta menuduhnya telah membeberkan alamat seorang pensiunan perwira militer di media sosial.

Ye Htut mendapat julukan "Menteri Facebook" pada saat itu karena ia sering kali mengunggah konten ke platform itu, yang merupakan salah satu jaringan media sosial paling populer di negara tersebut. Setelah pensiun, dia tetap aktif di platform tersebut, berbagi detail tentang perjalanannya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top