Pertanian Presisi 4.0 Atasi Kekurangan Lahan
JAKARTA - Pertanian presisi merupakan salah satu upaya menjawab tantangan di dunia pertanian mulai dari perubahan iklim maupun masalah lahan pertanian yang semakin berkurang. Pasalnya, setiap tahun, di Indonesia terjadi alih fungsi lahan pertanian 150 ribu hektare. Hal berikutnya masalah climate change.
Atas dasar itu Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan pertanian 4.0 berupa Indoor Vertical Farming dan Smart Greenhouse. Kedua, inovasi ini menerapkan pendekatan Internet of Things (IoT).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjry Djfury menjelaskan Indoor Vertical Farming atau pertanian vertikal yang dikembangkan oleh BBSDLP menggunakan teknologi sinar artificial UV sebagai pengganti sinar matahari, menggunakan media tanam rockwool, pemberian nutrisi presisi melalui pipa PVC, dan merupakan budi daya yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida.
"Pertanian vertikal ini dapat memaksimalkan lahan sempit. Dengan luas bangunan 48 meter persegi, diciptakan penanaman bertingkat dengan luas tanam 80 meter persegi dan kapasitas 3.500 pot tanaman sayuran. Selain itu, pertanaman dilengkapi dengan monitoring dan kendali suhu yang terintegrasi dengan perangkat komputer dan smartphone serta pengawasan melalui CCTV dan time lapse camera," ucapnya di Jakarta, Selasa (14/12).
"Pilot Project"
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya