Senin, 17 Mar 2025, 13:52 WIB

Pertama di Indonesia, RSPAD Gatot Subroto Miliki Alat Terapi Demensia dan Alzheimer

Alat Transcranial Pulse Stimulation (TPS) di RSPAD Gatot Subroto.

Foto: antara foto

JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto resmi memiliki alat Transcranial Pulse Stimulation (TPS) untuk melayani pasien gangguan neurologi seperti demensia dan alzheimer.

Dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Subroto Letkol CKM dr. Andrie Gunawan Sp.N F-NR mengatakan alat ini merupakan yang pertama ada di rumah sakit Indonesia, dan saat ini siap melayani pasien gangguan neurologi di Cerebro Vascular Center RSPAD Gatot Subroto.

"Suatu inovasi yang akan kami berikan layanan di RSPAD ini, yaitu Transcranial Pulse Stimulation, ini sangat unggul dibandingkan dengan sebelumnya yaitu TMS (Transcranial Magnetic Stimulation)," kata Andrie dalam konferensi pers peresmian alat Transcranial Pulse Stimulation di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Senin (17/3).

Ia menjelaskan, TPS memiliki keunggulan bekerja dengan shock wave dan dapat mencapai kedalaman delapan sentimeter untuk mengubah biokimiawi dalam otak untuk membentuk neuro restorasi dalam waktu 20-30 menit.

Proses ini secara tidak langsung membentuk angiogenesis atau proses pembentukan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada, menekan fungsi inflamasi, meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga ini menjadi pemacu untuk menghilangkan gejala-gejala yang berhubungan dengan neurologi.

Penggunaan TPS juga diklaim tidak menyebabkan nyeri dan gelombang panas yang dihasilkan dari alat ini sangat rendah sehingga tergolong aman.

“Dibanding alat yang sebelumnya berupa TMS, dia bisa mencapai kedalaman 8 sentimeter, kalau TMS itu 3 sentimeter saja. Dan ada beberapa keunggulan lain adalah dia tidak menimbulkan panas pada area kulit kepala. Jadi, secara tidak langsung juga tidak menimbulkan nyeri setelah tindakan mengurangi risiko dengan energi yang sangat rendah, gelombangnya pun sangat rendah,” jelas Andrie.

Andrie mengatakan pasien yang menggunakan terapi TPS adalah pasien yang mengalami gangguan neuro behavior gangguan memori, perilaku dan kognitif dan pasien lansia yang sudah dengan demensia alzheimer.

Pasien akan dilakukan asesmen awal dengan divisi neurobehavior, lalu akan dilakukan terapi dalam enam kali sesi selama dua minggu. Setelah itu, diulang satu bulan sekali sampai 11 bulan.

Setelah satu tahun terapi dengan TPS, dokter akan evaluasi hasil minimal dari tiga bulan, enam bulan sampai setahun pertama, mulai dari kognitif, perilaku dan memori.

Andrie juga mengatakan tidak menutup kemungkinan alat TPS akan bisa menangani gangguan neurologi lainnya tidak hanya memori namun fungsi bicara dan fungsi motorik yang kerap terjadi pada pasien stroke.

Sementara itu, Regional Director of Sales Storz Medical dari Swiss Bruno Rebejac mengatakan keputusan untuk menempatkan alat Transcranial Pulse Stimulation dari Storz Medical di RSPAD Gatot Subroto karena ia melihat di kawasan Asia Tenggara populasi penduduk berumur semakin banyak sehingga meningkatkan risiko terjadinya demensia atau alzheimer 5-7 persen dalam populasi tersebut.

Di sinilah Storz Medical ingin berkontribusi dalam menjawab tantangan menghadapi semakin banyaknya pasien demensia untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

"Kami ingin Storz Medical memainkan peran dalam perawatan penyakit Alzheimer. Jadi, dengan Transcranial Pulse Stimulation, kami sangat yakin bahwa ini memberikan banyak manfaat klinis tidak hanya untuk pasien tapi untuk keluarga yang menjadi Caregiver," kata Bruno.???????

RSPAD Gatot Subroto berharap dengan adanya alat TPS pertama di Indonesia ini dapat membantu pelayanan khususnya kasus neurologi seperti gangguan perilaku, memori, kesulitan atau keterlambatan berbicara, fungsi motorik dan utamanya demensia alzheimer.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Sriyono

Tag Terkait:

Bagikan: