
Dosen Unesa Ungkap 10 Cara Latih Anak Berpuasa
Dosen pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kartika Rinakit Adhe
Foto: IstimewaJAKARTA - Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam yang bisa dikenalkan dan diajarkan kepada anak sejak usia dini. Selain memiliki nilai spiritual, puasa juga melatih kedisiplinan, kesabaran, serta kepedulian terhadap sesama.
Namun, agar anak tidak merasa terbebani, diperlukan pendekatan yang tepat dari orang tua dan guru. Dosen pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kartika Rinakit Adhe membagikan kiat atau strategi efektif yang bisa dilakukan orang tua dalam melatih anak berpuasa harus dilakukan secara bertahap dan menyenangkan.
"Anak-anak perlu dikenalkan puasa dengan cara yang tidak memberatkan. Kita bisa mulai dari latihan berpuasa setengah hari mulai usia taman kanak-kanak dan secara bertahap menambah durasi hingga mereka siap berpuasa penuh," ujar Kartika, dikutip dari laman resmi Unesa, Minggu (16/3).
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih anak berpuasa sejak dini menurut dosen PG-PAUD Unesa tersebut. Berikut 10 caranya,
1. Beri Motivasi dan Apresiasi
Dosen FIP itu menekankan bahwa memberikan motivasi kepada anak sangat penting agar mereka tetap semangat menjalankan ibadah puasa. Selain itu, memberikan apresiasi kepada anak yang berusaha menjalankan puasa juga sangat dianjurkan.
"Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan mereka," ujar Kartika.
2. Bertahap dan Beri Dukungan
Menurutnya, anak-anak memiliki kemampuan fisik yang berbeda, sehingga latihan puasa perlu dilakukan secara bertahap. Orang tua dapat mengajak anak berpuasa hingga waktu zuhur atau ashar terlebih dahulu sebelum beralih ke puasa penuh.
"Kunci utamanya adalah memberi anak pengalaman positif, sehingga mereka merasa bangga dan termotivasi untuk melanjutkan puasa berikutnya," jelasnya.
3. Pengalaman Puasa yang Menyenangkan
Agar anak merasa nyaman, momen berbuka puasa dapat dibuat lebih menyenangkan dengan berbuka bersama keluarga atau berbagi makanan dengan tetangga. Anak akan lebih antusias jika mereka merasa menjadi bagian dari sebuah tradisi yang menyenangkan dan penuh kebersamaan.
4. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Ramadan
Agar lebih semangat, anak-anak bisa dilibatkan dalam persiapan sahur dan berbuka. Misalnya, mereka bisa membantu menyiapkan makanan atau menghias meja makan. Dengan melibatkan mereka, anak akan merasa lebih berperan dalam proses ibadah ini dan semakin termotivasi untuk berpuasa.
5. Ciptakan Suasana Puasa yang Positif
Menurut Kartika, penting untuk menciptakan suasana Ramadan yang menyenangkan. Jangan sampai anak melihat puasa sebagai beban. Jadikan Ramadan sebagai momen spesial, misalnya dengan mendongeng kisah-kisah islami, membuat kerajinan Ramadan, atau mengikuti kegiatan sosial bersama keluarga.
6. Perhatikan Kesehatan Anak
Orang tua juga perlu memperhatikan kondisi fisik anak. Jika anak terlihat terlalu lelah atau tidak kuat, jangan paksakan mereka untuk berpuasa penuh. Pastikan asupan makanan saat sahur dan berbuka tetap bergizi agar anak tetap sehat dan bertenaga.
7. Jadikan Ramadan sebagai Momen Pembelajaran
Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga momen pembelajaran karakter. Gunakan Ramadan untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, berbagi, dan kesabaran kepada anak.
8. Bangun Kebiasaan Berdoa dan Ibadah
Selain berpuasa, anak juga perlu diajarkan pentingnya ibadah lainnya seperti salat, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Ajarkan anak untuk berdoa sebelum berbuka dan setelah sahur agar mereka memahami bahwa Ramadan adalah bulan penuh berkah.
9. Berikan Contoh yang Baik
Anak-anak belajar dengan meniru orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu memberikan contoh yang baik dalam menjalankan ibadah puasa. Jika anak melihat orang tuanya berpuasa dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan, mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
10. Buat Kegiatan yang Mengalihkan Perhatian
Anak-anak yang baru belajar berpuasa bisa merasa bosan atau lelah saat menunggu waktu berbuka. Oleh karena itu, orang tua bisa menyediakan kegiatan yang menyenangkan seperti bermain permainan edukatif, menggambar, atau membaca buku cerita Islami.
"Dengan kegiatan yang menyenangkan, anak-anak tidak akan terlalu fokus pada rasa lapar dan waktu berbuka akan terasa lebih cepat," saran dosen kelahiran Kediri itu.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Sekolah SUP Tingkatkan Prestasi Olahraga Dayung di Sulut
-
Pemprov Kaltim Mulai Terapkan Pendidikan Gratis pada April 2025
-
BNPB: Satu orang hilang akibat banjir disertai longsor di Madiun
-
Polresta Banjarmasin 24 Jam Melayani Masyarakat melalui “Hotline” Polri
-
BMKG Imbau Nelayan di DIY Tunda Melaut karena Potensi Gelombang Tinggi