
Ini yang Akan Dilakukan PBSI Usai Gagal Jaga Tradisi Juara di All England
Ganda putra Indonesia Leo Rolly Canando/Bagas Maulana bereaksi saat berhadapan dengan rekan senegaranya Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin pada babak 16 besar All England 2025 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Kamis (13/3).
Foto: ANTARA/HO-PBSIJAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengevaluasi performa para atlet yang berlaga di BWF World Tour Super 1000 All England 2025 setelah pulang tanpa gelar.
Satu-satunya wakil yang mencapai final, pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, harus puas menjadi runner-up setelah kalah dari wakil Korea Selatan, Kim Won-ho/Seo Seung-jae, dengan skor 19-21, 19-21 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Senin dini hari WIB.
"Kita harus tetap mengapresiasi perjuangan para atlet. Hasil ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada,” ujar Kabid Binpres PP PBSI Eng Hian dalam keterangan tertulis, Senin.
- Baca Juga: Oklahoma City Thunder Kalahkan Milwaukee Bucks
- Baca Juga: Skuad Garuda Jemput Poin ke Sydney
Eng Hian juga mengatakan selain ganda putra, meskipun belum mencapai target, progres yang ditunjukkan cukup positif.
“Para pemain telah berjuang maksimal, dan lawan-lawan yang dihadapi juga tidak mudah," ujar Eng Hian menambahkan.
Pada All England 2025, Indonesia gagal menjaga tradisi selalu membawa pulang gelar juara sejak 2016, kecuali pada 2021 ketika Indonesia tidak berpartisipasi karena COVID-19.
Bahkan, juara bertahan dari sektor tunggal putra Jonatan Christie harus tersingkir lebih cepat di babak kedua. Pun demikian dengan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang harus menunda mimpi mencetak hattrick dalam turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut.
Kini, PBSI pun memfokuskan ke turnamen berikutnya Super 300 Swiss Open yang akan bergulir di St. Jakobshalle Basel, Swiss, pada 18-23 Maret.
Eng Hian berharap Swiss Open bisa menjadi ajang pembuktian bagi para pemain Indonesia untuk bangkit dan meraih gelar.
"Swiss Open memiliki level yang lebih rendah dibanding All England. Meski begitu, beberapa pemain top dunia tetap akan tampil di sana. Ini bisa menjadi tantangan bagi atlet kita untuk membuktikan diri dan meraih hasil lebih baik," ujarnya menambahkan.
Untuk sektor tunggal putra, PBSI memutuskan tidak mengirimkan wakil ke Swiss Open. Hal ini dikarenakan pemain elite telah difokuskan ke turnamen lain seperti Super 300 German Open dan Orleans Masters.
"Untuk Jonatan Christie, dia tidak ikut ke Swiss Open karena pemain yang masuk dalam kategori 'top committed' harus fokus pada turnamen yang diwajibkan oleh BWF," kata Eng Hian.
Kegagalan membawa pulang gelar dari All England 2025 menjadi pukulan bagi Indonesia, mengingat turnamen ini memiliki sejarah panjang bagi bulu tangkis Tanah Air.
Namun, PBSI menegaskan hasil ini akan dijadikan pelajaran untuk meningkatkan performa di turnamen berikutnya.
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Empat Kecamatan Dilanda Banjir, Pemkab Kapuas Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
- 4 Wakil Ketua DPR lepas 100 bus Mudik Basamo ke Sumbar
- 5 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN