Selasa, 03 Des 2024, 10:38 WIB

Perlunya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda

Dhammasubho Mahathera, bhikkhu senior di Sangha Theravada Indonesia mengatakan, setiap orang, perlu memiliki keseimbangan perasaan dan kecerdasan

Foto: istimewa

JAKARTA-Sejumlah kalangan sepakat bahwa pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada generasi muda. Bagi para mahasiwsa misalnya tidak cukup hanya mengandalkan ilmu pengetahuan tetapi, harus juga diimbangi dengan moralitas.

Demikian poin sharing session bertema "Memupuk Rasa Ikut Memiliki" yang diselenggarakan di President University Convention Center, Jl. H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi kemarin.

Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Jababeka Tbk. Dr. Setyono Djuandi Darmono menegaskan bahwa Presuniv didirikan untuk mengajarkan berbagai materi kepada para mahasiswa. Mulai dari yang bersifat teknis hingga administratif. 

“Namun, dari seluruh materi tersebut, yang diutamakan oleh Presuniv adalah pendidikan karakter. Ilmu pengetahuan memang penting, tetapi pendidikan karakter tidak boleh ditinggalkan,” tegas Darmono.

Menyangkut materi sharing session, menurut Darmono, permasalahan dalam suatu organisasi sering terjadi karena kurangnya rasa memiliki dari seluruh anggotanya.

“Ini sering kali menyebabkan kinerja organisasi menjadi kurang efektif. Sebaliknya jika setiap anggota mempunyai rasa memiliki yang kuat, paparnya, organisasi akan mampu bekerja dengan baik. Setiap anggota akan berkontribusi sesuai bidangnya masing-masing. Kalau itu terjadi, kita pasti bisa meraih prestasi,” ucap Darmono. 

Dhammasubho Mahathera, bhikkhu senior di Sangha Theravada Indonesia mengatakan, setiap orang, perlu memiliki keseimbangan perasaan dan kecerdasan. “Kalau hanya memiliki salah satunya, itu tidak baik. Jika seorang manusia memiliki perasaan yang terlalu tinggi, namun tidak memiliki kecerdasan, ia dapat dengan mudah dimanfaatkan orang lain. Itu karena rasa ibanya yang terlalu tinggi,"ucapnya.

Begitu juga jika seseorang memiliki kecerdasan yang terlalu tinggi, tetapi tidak memiliki perasaan, dia akan selalu berhitung untung dan rugi. “Orang seperti ini tidak dapat membantu orang lain dengan ikhlas,” ucap Bikku yang pernah menjabat sebagai Sanghanayaka atau Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia periode 2000-2006. 

Ia juga mengingatkan, Jangan melupakan moralitasmu.” Merujuk ajaran para leluhur, menurut Bikkhu Dhammasubho, moralitas atau pagar hati sangat penting dimiliki oleh setiap orang. 

“Moralitas harus menjadi dasar pengambilan keputusan seseorang. Sebab moralitaslah yang dapat melindungi dirinya,” tegas dia. 

Jika tanpa moralitas atau pagar hati, lanjut dia, kita dapat melupakan prioritas, dan malah mungkin melewati batas. “Jika kita tidak memiliki batasan, dunia akan dipenuhi oleh kekacauan,” kata Bikkhu Dhammasubho, mengakhiri uraiannya.

Sebagai informasi, pada 11 Maret 2024, Bhikkhu Dhammasubho Mahathera menerima gelar kehormatan Sri Dhammasobhana dari Sasanodaya Sangha Council Kandy, Srilanka.

Gelar yang diberikan atas atas jasa-jasa Bhikkhu Dhammasubho dalam menyebarkan ajaran Buddha melalui seni budaya di Indonesia dan Asia itu disampaikan di sela-sela rangkaian acara Peringatan Maghapuja 2567 TB/2024 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Selain dua tokoh di atas, hadir pula Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Universitas Presiden Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, dan jajaran pengurus lainnya, Rektor Presuniv Handa S. Abidin, dan seluruh jajaran rektorat, para dekan dan ketua program studi, dosen, serta ratusan staf dan mahasiswa. 

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: