Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perlu Edukasi Konsumsi Krim Kental Manis

A   A   A   Pengaturan Font

Pengamat kebijakan publik Safira Wasiat, edukasi yang dilakukan belum berhasil karena sebagian kurang membaca dan lebih banyak menonton TV. Oleh karena hal ini perlu ditangani dengan semacam iklan layanan masyarakat melalui media televisi sehingga lebih efektif. "Selain itu diperlukan partisipasi masyarakat untuk melawan iklan dan promosi yang keliru di masyarakat tentang kental manis. Inilah kenapa dibutuhkan lebih banyak upaya dari pemerintah, harus ada kolaborasi lintas kementerian untuk menyampaikan informasi ini," jelas Safira.

Safira mengusulkan agar pemerintah tahun ini memasukkan edukasi krim kental manis dalam program edukasi BKKBN. "Tahun ini koordinator pengentasan stunting itu BKKBN, bisa saja edukasi ini dikerjasamakan dengan BKKBN," ujar dia. Selain melalui BKKBN, langkah strategis yang juga bisa dilakukan pemerintah adalah mengedukasi tenaga kesehatan. Caranya dengan menerbitkan petunjuk teknis (juknis) atau pedoman khusus yang bersamaan dengan penanganan gizi buruk.

Sebagai catatan, konsumsi krim kental manis pada anak perlu dihilangkan. Menurut penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Pimpinan Pusat Aisyiyah, kekerdilan (stunting) pada anak disebabkan oleh persepsi yang salah terhadap krim kental manis. Masyarakat berpandangan krim kental manis sebagai susu bernutrisi tinggi. Hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top