Kamis, 13 Feb 2025, 13:01 WIB

Perkebunan Sawit, Aset Strategis RI untuk Dominasi Pasar Dunia

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam pembukaan Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025 di Bali, Rabu (12/2/2025).

Foto: ANTARA/HO-Humas Kementan

JAKARTA – Industri kelapa sawit di Indonesia merupakan salah satu sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Secara keseluruhan, industri sawit Indonesia tetap menjadi sektor andalan dengan potensi besar, tetapi membutuhkan inovasi dan kebijakan yang lebih ramah lingkungan agar tetap kompetitif di pasar global.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan sektor perkebunan dan industri sawit dapat memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah dunia melalui peningkatan kualitas dan daya saing produk.

"Sektor perkebunan dan industri kelapa sawit memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (12/2).

Ia mengatakan hal itu dalam pembukaan Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan atau International Conference of Oil Palm and Environment (ICOPE) 2025 yang berlangsung di Bali.

Dia mengajak para pelaku usaha dan pengembang kelapa sawit di dunia untuk meningkatkan produktivitas demi memperkuat ketahanan pangan dan mendukung pengembangan sumber energi berkelanjutan.

Wementan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini, menekankan pentingnya penelitian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pengembangan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas kelapa sawit.

“Yang pertama tentu saja saya mendorong dilakukannya penelitian kesuburan. Dan kedua, saya mendorong penelitian pada pengembangan agar memiliki produktivitas tinggi. Dengan begitu, kita dapat secara signifikan meningkatkan produksi kelapa sawit nasional dan internasional,” ujarnya.

Ia mengungkapkan sektor perkebunan dan industri kelapa sawit memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurutnya, peranan industri sawit begitu strategis sehingga dengan meningkatkan produktivitas akan menguatkan posisi Indonesia sebagai pemain kunci sawit global.

Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki target besar dalam mengembangkan biofuel berbasis kelapa sawit, seperti B14, B15, dan saat ini terus berinovasi dalam pengembangan biofuel dengan target B40.

Menurutnya, hal itu merupakan langkah pemerintah Indonesia untuk menjadikan kelapa sawit sebagai bahan multifungsi yang mendukung ketahanan energi dan ekonomi. Apalagi, lebih dari 60 persen minyak dunia dipasok dari sawit Indonesia.

“Dalam program yang kami jalankan, kami telah berinisiatif melakukan peremajaan (replanting). Langkah ini sangat penting untuk mendorong reformasi peremajaan, terutama di perkebunan besar di mana pohon yang sudah tua telah mencapai akhir masa produktifnya,” katanya.

Ia mengatakan pemerintah saat ini berfokus pada kesejahteraan petani dan pengusaha baru di sektor pertanian, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo untuk menciptakan lebih banyak orang kaya baru melalui sektor pertanian.

“Pak Prabowo mengatakan kepada kami tujuan kita bernegara itu adalah membuat sebanyak-banyaknya orang kaya baru. Artinya yang tidak kaya, tidak sejahtera jadi tambah sejahtera artinya ada kesejahteraan yang diberikan kepada kesejahteraan yang meningkat di antara rakyat itu sendiri,” katanya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: