Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perjuangan Pengusaha Roti dalam Balutan Sejarah Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

Belanda terus-menerus melakukan usaha untuk mengklaim kekuasaannya kembali. Keluarga Sanjoto didatangi tentara Belanda agar untuk memproduksi "militaire bakkerij" untuk tentara Belanda. Belanda menyediakan tepung, toko roti milik keluarga Sanjoto tinggal mengolah. Upahnya satu sen per kilogram. Bayangkan, sehari berapa ribu kilo mengingat satu sak saja isinya 22 kilogram. Sebuah tawaran yang menggiurkan. Dengan menerima tawaran tersebut akan menjadi miliuner, bahkan tiap bulan akan mampu membeli Mercedes. Tentu saja semua itu ditolak. Ayahnya Sanjoto seorang republik tulen.

Cerita belum berakhir, ternyata Belanda membawa tentaranya yang bertugas membuat roti dan menduduki toko roti Sanjoto. "Yang saya ingat, pabrik roti kami menjadi berantakan. Tentara Belanda bertindak ugal-ugalan, termasuk melepaskan tembakan. Bayangan di tembok dari jeruk citrun yang tertimpa cahaya lampu mereka kira kepala orang bertopi baja. Mereka menghajar tembok dengan tembakan. Banyak bagian bangunan dan tembok terluka bekas peluru," kata Sanjoto (halaman 17).

Sejak muda Sanjoto sudah rajin cari uang. "Cari duit itu sebenarnya gampang setengah mati. Ini lepas dari soal kita lalu menjadi kaya atau tidak. Kaya dan tidak sifatnya relatif," tambahnya (halaman 86). Sanjoto menikahi Giok Nie yang pernah putus pacaran 30 tahun lalu. Mungkin itulah yang dinamakan karma cinta dalam buku ini. "Pepatah Belanda mengatakan yang tertawa paling akhir itulah yang paling baik. Saya sekarang bahagia. A very happy marriage," katanya (halaman 106)

Memang sebelum mereka kembali bertemu, keduanya telah menjalani kehidupan sendiri-sendiri. Giok Nie pernah menikah dengan seorang dokter, Budiomo Wibowo dan mempunyai tiga anak. Namun suaminya meninggal karena penyait kanker. Ialah dokter yang bekerja sama dengan Hermina Sulaiman mengembangkan RS Hermina sekarang. Adapun Sanjoto juga pernah menikah dan memiliki anak, namun bercerai.

Menurut Sanjoto, ada pepatah Hokian. Hoki (keberuntungan) nomor satu. Kepintaran nomor dua. Menurutnya, nomor satu kejujuran. Di atas hoki harus ada moral (halaman 69). Orion di tangan Sanjoto berubah. Dulu tulang punggungnya penjualan roti, kini kue.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top