Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 07 Des 2024, 13:26 WIB

Perjalanan Michael Bloomberg Membuktikan Kegagalan Adalah Awal Kesuksesan

Michael Bloomberg

Foto: VA. Joe Raedle / Getty Images

Michael Bloomberg adalah salah satu pengusaha paling sukses di New York, dengan perjalanan karier yang mencerminkan keberanian, kerja keras, dan visi yang tajam, Bloomberg memulai perjalanannya sebagai pialang saham sebelum menjadi miliarder dan kemudian menjabat sebagai walikota New York dari 2002 hingga 2013. 

Dilansir dari Investopedia, pada 1981, ia mendirikan Bloomberg LP, sebuah perusahaan informasi dan media keuangan yang berbasis di New York yang telah menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari 13 miliar dolar AS. 

Sebagai pemilik mayoritas dengan kepemilikan 88% saham perusahaan, Bloomberg memiliki kekayaan bersih sekitar 105 miliar dolar AS pada November 2024. Selain itu, ia telah menyumbangkan lebih dari 17 miliar dolar AS untuk berbagai tujuan filantropi.

Karier Bloomberg dimulai pada 1966 dengan pekerjaan awal di Salomon Brothers, sebuah bank investasi terkemuka. Di sana, ia berhasil menjadi seorang pedagang yang andal dan kemudian dipromosikan menjadi mitra. Namun, pada 1979, ia ditugaskan untuk memimpin divisi teknologi informasi hingga akhirnya perusahaan bergabung dengan Phibro, sebuah firma perdagangan komoditas. 

Pada 1981, Bloomberg diberhentikan dari pekerjaannya dengan paket pesangon sebesar 10 juta dolar AS. Meskipun kehilangan pekerjaan yang dicintainya terasa seperti kegagalan yang berat, Bloomberg menganggap pengalaman ini sebagai langkah penting menuju kesuksesan.

Sehari setelah diberhentikan, Bloomberg segera mengambil risiko besar dengan memulai perusahaannya sendiri. Dengan menggunakan sebagian dari pesangonnya, ia menciptakan sebuah bisnis yang menggabungkan dua keahliannya, yaitu pengetahuan tentang dunia investasi dan teknologi yang mendukung transaksi tersebut. 

Bloomberg memiliki visi untuk membangun sistem yang dapat mengorganisasi data investasi yang kompleks, seperti saham, obligasi, dan mata uang, sehingga memudahkan para pedagang untuk menemukan peluang investasi yang sebelumnya tersembunyi oleh terlalu banyak data.

Tindakan Bloomberg mencerminkan saran yang diberikan dalam buku "A Dozen Lessons for Entrepreneurs" oleh Tren Griffin, yang menekankan pentingnya mengambil langkah awal.

Banyak orang berbicara tentang ingin memulai bisnis, tetapi sedikit yang benar-benar melakukannya. Bloomberg tidak hanya berbicara, ia juga bertindak. Ia merekrut empat orang dari perusahaan lamanya dan mulai mengembangkan produk yang kini dikenal sebagai Bloomberg Terminal.

Bloomberg juga mencontohkan pentingnya kegigihan. Pada awal perjalanannya, ia sering mengunjungi kantor Merrill Lynch dengan membawa kopi untuk membangun hubungan dengan calon pelanggan. Usaha ini membuahkan hasil ketika Merrill Lynch membeli 20 terminal Bloomberg, menjadikannya pelanggan pertama perusahaan tersebut. 

Bloomberg menunjukkan bahwa kerja keras menciptakan keberuntungan. Dengan memahami audiens dan kebutuhan pasar, ia membuktikan bahwa teknologi yang menyederhanakan data investasi akan sangat berharga itu adalah benar adanya.

Bill Campbell, seorang pengusaha di Silicon Valley, pernah mengatakan bahwa inti dari bisnis hebat adalah seorang pengusaha yang memiliki hipotesis nilai, yaitu keyakinan bahwa produk mereka adalah solusi nyata untuk masalah pelanggan. Bloomberg tidak hanya memahami produknya tetapi juga pasar yang dilayaninya. Ia menciptakan sesuatu yang belum ada sebelumnya, menjadikan Bloomberg LP sebagai pemain utama di dunia keuangan.

Selain kegigihan dan inovasi, Bloomberg menekankan pentingnya belajar sepanjang hayat. Menurutnya, dunia penuh dengan orang-orang yang berhenti belajar dan merasa telah mengetahui segalanya. Bloomberg menasihati agar tidak mendengarkan mereka dan terus terbuka terhadap ide-ide baru.

Bloomberg juga memiliki pandangan yang mendalam tentang kesuksesan. Baginya, kesuksesan sejati hanya dapat dicapai jika seseorang berbagi hasilnya dengan orang lain. Setelah menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai walikota, Bloomberg kembali ke perusahaannya tetapi juga meningkatkan keterlibatannya dalam filantropi. 

Bloomberg Philanthropies, organisasi yang ia dirikan, berfokus pada lima bidang utama yaitu kesehatan masyarakat, lingkungan, pendidikan, inovasi pemerintahan, dan seni budaya.

Hingga 2024, Bloomberg telah menyumbangkan lebih dari 17 miliar dolar AS untuk berbagai organisasi dan proyek. Dalam pandangannya, kesuksesan diukur dari dampak positif yang diberikan kepada orang lain. 

“Pada akhir hari, tanyakan pada diri sendiri: ‘Apakah saya membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain?’” Jika jawabannya ya, barulah seseorang dapat menyebut dirinya sebagai pengusaha yang sukses,” tutupnya. 

Redaktur: Muhammad Ihsan Karim

Penulis: Muhammad Ihsan Karim

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.