Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peringati Hari Ibu Nasional 2022, Nestlé Indonesia Tekankan Kembali Dukungannya Terhadap Ibu Bekerja di Bidang STEM

Foto : istimewa

Imelda Mayasari, insinyur perempuan pertama di Nestlé Indonesia yang berkesempatan untuk menjalankan misi di Nestlé Vietnam

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember tiap tahunnya, Nestlé Indonesia kembali menguatkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh karyawannya, tidak terlepas mereka yang merupakan ibu atau calon ibu. Sejalan dengan tema yang diusung pada peringatan Hari Ibu ke-94, yaitu "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju", Nestlé menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan gender dan percaya bahwa latar belakang gender tidak dapat membatasi seorang individu dalam berkarya dan berkarir, termasuk mendorong karyawan perempuannya untuk berkarya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering and Math).

Menurut data UNESCO, selama bertahun-tahun perempuan dan anak perempuan tidak berpartisipasi dalam bidang sains sebanyak rekan laki-laki mereka, terhitung kurang dari 30% perempuan menjadi peneliti STEM di dunia. Di Nestlé, perempuan memegang 43,9% posisi manajerial perusahaan dan jumlah yang besar pada posisi operasional, dan angka ini terus bertumbuh setiap tahunnya. Menyadari kurangnya perwakilan wanita dalam bidang sains, Nestlé terus mendukung perempuan untuk membuka potensi mereka dalam bidang STEM, termasuk dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional masing-masing individu. Sehingga generasi perempuan maupun anak perempuan di masa depan dapat terinspirasi untuk mengejar mimpi dalam berbagai bidang, tanpa harus merasa dibatasi karena status gender.

Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar menyampaikan bagaimana perusahaan mendukung potensi seluruh karyawan tanpa memandang latar belakang gender mereka. "Kami percaya bahwa keberagaman dalam lingkungan kerja akan menciptakan berbagai ide, pandangan, dan inovasi yang bermanfaat untuk banyak pihak. Sains merupakan salah satu bidang yang dapat melahirkan berbagai solusi, dan kami percaya rekan-rekan perempuan di Nestlé Indonesia berperan besar juga di dalamnya. Nestlé Indonesia selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi seluruh karyawan kami, termasuk para ibu bekerja yang tersebar di mana-mana, dari Kantor Pusat hingga Pabrik-Pabrik kami. Penting untuk perusahaan selalu berupaya untuk mendukung, melindungi, dan mengembangkan potensi dan inovasi para ibu bekerja di Nestlé Indonesia," tuturnya.

Factory Manager Nestlé Vietnam, Imelda Mayasari membagikan pengalamannya sebagai insinyur perempuan pertama di Nestlé Indonesia yang ditugaskan untuk melakukan misi di Vietnam. Sebelum sampai di Vietnam, Imelda bekerja selama 18 tahun di Pabrik Nestlé Kejayan, "Saya menjalankan tiga peran dalam kehidupan, yaitu sebagai insinyur, ibu, dan istri. Kondisi tersebut menantang, dan mengajarkan saya cara untuk membuat skala prioritas yang tepat. Terkadang ada beberapa pekerjaan maupun kondisi yang harus saya utamakan, dan pembagian waktu ini tidak selalu harus rata jumlahnya. Untuk sampai di titik profesi saat ini, saya percaya dibutuhkan fleksibilitas dari keluarga, atasan/rekan kerja, serta lingkungan di sekitar saya. Untuk itu,saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari perusahaan yang ramah terhadap Ibu bekerja, serta mendukung kami para wanita untuk maju dan membuka potensinya di bidang STEM."

Selain itu, Imelda turut menyampaikan pandangannya terhadap anggapan bahwa bekerja di bidang teknik atau mesin tidak aman untuk perempuan. "Secara khusus menurut saya, bekerja di pabrik bukanlah hal yang menakutkan untuk perempuan. Saya melihat bagaimana Nestlé Indonesia menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang sudah user-friendly dan ramah untuk perempuan, terutama Ibu bekerja. Salah satunya melalui pengadaan ruang menyusui di pabrik-pabrik Nestlé Indonesia," jelasnya. Imelda juga mengakui bagaimana dirinya merasa banyak terekspos terhadap kesempatan mentoring, workshop, atau pelatihan berstandar internasional selama berkarir dalam bidang teknik/mesin. Hal ini turut mendorongnya untuk terus berkembang dan melanjutkan perjalanan karirnya tanpa harus menghadapi diskriminasi gender.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M. Fachri
Penulis : Wahyu AP

Komentar

Komentar
()

Top