Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyeksi Pertumbuhan 2020 I Trend Indeks Manufaktur (PMI) Mulai Naik meskipun di Bawah 50

Perekonomian Indonesia Tumbuh Minimal 1 Persen

Foto : Sumber: Bank Indonesia – Litbang KJ/and - KJ/ONE
A   A   A   Pengaturan Font

» Manufaktur dan jasa mulai bergerak kembali seiring dengan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar.

» Titik terang penemuan vaksin anti Covid-19 menjadi sentimen yang membuat masyarakat makin optimistis.

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada 2020 diperkirakan masih bisa tumbuh minimal 1 persen asalkan bisa melewati masa kritis (critical time) pada kuartal-III. Critical time itu sebagai titik penentu ekonomi Indonesia lolos atau tidak dari resesi.

Salah satu indikator yang bisa menentukan Indonesia lolos dari resesi adalah indeks manufaktur atau Purchasing Manufacture Index (PMI).

Meskipun PMI Indonesia masih di bawah 50 atau kontraksi, namun sudah mulai menunjukkan tren kenaikan setelah pemerintah merelaksasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Juni lalu.

Ekonom dari Centre for Strategies and International Studies (CSIS), Fajar B. Hirawan, kepada Koran Jakarta, Minggu (26/7), mengatakan PMI sudah bergerak ke angka 39 pada Juni 2020, dari sebelumnya di kisaran 27-29 pada April dan Mei 2020.

"Kalau tren ini terjaga di semester II- 2020, saya yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan perlahan meningkat di atas 0 persen di kuartal III dan IV-2020," kata Fajar.

Dengan demikian, secara agregat, pertumbuhan ekonomi pada 2020 dapat memenuhi target pemerintah di kisaran angka 2 persen dengan catatan tidak ada gelombang baru pandemi.

"Saya masih yakin kalau kuartal III- 2020 nanti, pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 0 persen. Sekalipun terjadi resesi karena perkiraan kuartal II negatif dan berlanjut di kuartal III, saya yakin kita bisa positif secara keseluruhan tahun ini, minimal 1 persen," kata Fajar.

Dia optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 1,5 hingga 2,5 persen, sedangkan pada 2021 mendatang ekonomi akan tumbuh di kisaran 3-4 persen. "Semua pihak memang menanti data di kuartal II-2020 yang diperkirakan negatif kemungkinan di kisaran 3-5 persen," katanya.

Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Maxensius Tri Sambodo, mengatakan meskipun ada potensi resesi apabila dua kuartal berturut-turut negatif, namun data pada Juni menunjukkan ada perbaikan seperti manufaktur dan jasa sudah mulai bergerak kembali seiring dengan masyarakat sudah beraktivitas kembali.

"Harapannya mudah-mudahan di kuartal III dari Juli sampai September minimal kita tidak lagi negatif. Harapannya bisa positif sehingga bisa keluar dari resesi," katanya.

Maxensius menjelaskan ekonomi bergerak dari sentimen positif. Apabila makin banyak sentimen positif maka investor akan masuk dan investasi akan bergeliat, demikian juga konsumsi.

"Itu kuncinya, kita tidak hanya bisa semata-mata memisahkan ekonomi dan kesehatan, sebab kedua-duanya harus bersamaan. Kuncinya juga berbergantung wabah ini bisa kita kendalikan atau tidak. Kalau bisa dikendalikan, saya makin optimis lagi untuk recovery-nya makin cepat di tahun depan," kata Maxensius.

Menambah Optimisme

Lebih lanjut, dia mengatakan sentimen positif makin menguat setelah informasi vaksin anti virus Covid-19 sudah memasuki tahap uji klinis tahap ketiga atau tahap akhir. Progres tersebut dinilai semakin menambah optimisme.

"Ketika semakin banyak orang optimis maka ruang gerak ekonomi akan semakin positif. Ketika masyarakat optimis maka gerakan ekonomi akan kembali meningkat karena berinvestasi orang harus yakin bahwa market-nya akan baik," katanya.

"Itu yang akan membawa kita pada 2021. Oleh sebab itu, kuartal III ini, adalah waktu kritikal. Kalau kita tidak disiplin maka critical time kita akan semakin lost atau memburuk. Makanya jangan sampai critical time ini memburuk, paling tidak stabil atau kalau perlu lebih baik sehingga bisa keluar dari masa kritis," katanya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam laman Kemenkeu pekan lalu mengatakan berdasarkan skenario kondisi perekonomian yang terjadi saat ini, pemerintah telah membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang berkisar antara 4,5 persen hingga 5,3 persen. Namun, proyeksi tersebut juga tergantung pada kinerja ekonomi di kuartal ketiga tahun 2020 ini yang pada bulan Agustus-Oktober akan diperoleh data-data terkini mengenai apakah pemulihan ekonomi betul-betul berjalan terus dan memang akan meningkat. yni/SB/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Yuni Rahmi, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top