Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Lebaran - Hingga 29 Mei lalu, Penarikan Uang Tunai Capai 83,2% dari Total yang Disiapkan

Peredaran Uang Palsu Turun

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

TARIK TUNAI - Sejumlah nasabah mengambil uang di mesin ATM, Jakarta, Belum lama ini. Hingga Rabu (29/5) atau hari ke-24 Ramadan penarikan uang tunai capai 185 triliun rupiah.

A   A   A   Pengaturan Font

Karawang - Bank Indonesia (BI) mengeklaim rasio peredaran uang rupiah palsu hingga pekan ketiga Ramadan 2019 (29 Mei 2019) terus berkurang menjadi empat uang palsu pada satu juta uang yang beredar. Pasalnya, bank sentral dan Kepolisian RI terus melakukan penindakan terhadap peredaran uang palsu disertai sosialisasi ciri-ciri keaslian rupiah.

Di tengah momentum tingginya peredaran uang seperti menjelang Lebaran saat ini, Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi, meminta masyarakat memastikan uang yang dipegang merupakan uang rupiah asli. "Di uang rupiah asli, masyarakat bisa mengenali ada tinta dalam uang asli yang tidak bisa dipalsukan dengan tinta biasa.

Kemudian, ada benang pengaman, tanda air (watermark), cetakan bahan uang berupa gambar muka pahlawan, tanda untuk tunanetra yang dibuat dari seperti cat yang dia timbul dan terasa. Rectoverso atas bawah dia presisi, dan logo BI, itu menjadi ciri asli uang rupiah," ujar Rosmaya dalam kunjungan ke posko mudik BI bertajuk Fitrah Bersama Rupiah di area peristirahatan (rest area) KM 57, Karawang, Jawa Barat, Rabu (29/5).

Rosmaya mengeklaim jumlah peredaran uang palsu terus menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di sejumlah daerah yang rawan dengan peredaran uang palsu, seperti Pulau Jawa. Berdasarkan catatan Antara yang dirangkum dari data resmi BI, pada 2016, rasio uang palsu untuk keseluruhan mencapai 13 per satu juta uang yang beredar, kemudian turun pada 2017 menjadi 9 per satu juta uang yang beredar.

Namun, pada keseluruhan 2018, rasio peredaran uang palsu kembali meningkat menjadi 12 uang palsu dari satu juta uang yang beredar. "Hasil koordinasi dengan Kepolisian, setelah ada penegakan hukum yang kuat, terus dapat kami batasi," ujar dia.

Rosmaya menyebutkan kesadaran masyarakat meningkat untuk menerka terlebih dahulu keaslian uang rupiah sebelum menerima. Kini, kata dia, masyarakat sudah lazim melakukan 3D terhadap uang rupiah yakni dilihat, diraba dan diterawang guna memastikan keaslian uang rupiah.

Penarikan Tunai

Terkait penarikan dana cash menjelang Lebaran, Rosmaya mencatat hingga hari ke-23 Ramadan atau Selasa, (28/5), uang tunai yang ditarik masyarakat mencapai 160 triliun rupiah. Jumlah itu bertambah 25 triliun hingga Rabu (29/5) siang sehingga totalnya mencapai 83,2 persen dari total kebutuhan uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia (BI) dan perbankan selama Ramadan dan Lebaran 2019 sebesar 217,1 triliun rupiah.

Dana tunai yang disediakan BI bekerja sama dengan perbankan untuk Lebaran 2019 ini meningkat 13,5 persen dari periode sama pada 2018 sebesar 191,2 triliun rupiah. Rosmaya mengatakan peningkatan ketersediaan dana tunai ini karena panjangnya masa libur Lebaran hingga 10 hari pada tahun ini, serta kebutuhan untuk pencairan gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) para pekerja.

Bank sentral mencatat perputaran uang tunai masih terpusat di Pulau Jawa senilai 49,3 triliun rupiah. Angka tersebut di luar distribusi Kantor Pusat (KP) dan kantor BI di Jabodetabek. Untuk Jabodetabek, dana tunai yang sudah beredar sebesar 34,8 triliun rupiah. Puncak penarikan uang tunai, kata Rosmaya, akan terjadi di pekan keempat Ramadan dengan persentase hingga 50 persen dari total uang yang dicairkan selama Ramadan.

Bank Indonesia meyakini jika ketersediaan uang tunai masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut, Rosmaya, realisasi penarikan uang tunai di masyarakat rata-rata 92 persen dari total ketersediaan dana setiap tahunnya. "Namun kami tetap siapkan antisipasi jika memang membutuhkan tambahan ketersediaan," ujarnya.

bud/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi, Antara

Komentar

Komentar
()

Top