Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tata Ruang - Indonesia Wajib Miliki Satu Informasi Geospasial

Kebijakan Satu Peta Percepat Pembangunan Nasional

Foto : ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A

FINALISASI PROYEK HUNIAN - Pekerja menyelesaikan tahap akhir bagian Rusun ASN di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimatan Timur, Selasa (30/7). Rumah susun ASN tersebut nantinya akan menjadi hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN).

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan adanya satu peta yang terintegrasi, pemerintah pusat hingga daerah dapat menggunakan peta tersebut sebagai referensi dalam kebijakan pemberian izin, perencanaan, dan pembangunan.

JAKARTA - Kebijakan Satu Peta (KSP) ditenggarai sangat penting dalam mempercepat pemerataan pembangunan nasional. KSP akan mempermudah masuknya investasi ke daerah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Staf Khusus bidang Percepatan Pembangunan Wilayah, Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Koordinator bidang Perekonomian, Wahyu Utomo, menjelaskan KSP dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mempercepat pembangunan nasional yang sering terhambat oleh tumpang tindih data geospasial. Banyak wilayah yang dijadikan area pembangunan infrastruktur mengalami tantangan tersebut, sehingga menyulitkan proses perencanaan dan eksekusi.

"Pada 2016, pemerintah ingin mempercepat pembangunan infrastruktur sebagai salah satu prioritas untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap). Ketersediaan peta yang akurat menjadi kunci dalam proses ini," ujarnya dalam Dialog FMB9 bertema Satu Peta, Satu Data untuk Satu Indonesia di Jakarta, Senin (5/8).

Dia melanjutkan, dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, KSP mengadopsi pendekatan kompilasi, integrasi, sinkronisasi, dan pengembangan geoportal yang dapat diakses oleh masyarakat. Pada 2016, mandat diberikan untuk mengompilasi 85 peta Informasi Geospasial Tematik (IGT).

Progres kompilasi dan integrasi sebagian besar peta tematik hampir mencapai target 100 persen, dengan hanya menyisakan satu atau dua peta yang belum terintegrasi sepenuhnya. Wahyu memaparkan, setelah integrasi peta selesai, langkah berikutnya adalah sinkronisasi untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan peta-peta yang tumpang tindih.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top