Rabu, 13 Nov 2024, 01:00 WIB

Perdana Menteri Inggris Siap Pimpin Transisi Energi Bersih di COP29

Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer

Foto: istimewa

JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer, menyatakan kesiapan negaranya untuk memimpin transisi energi bersih pada pertemuan puncak iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Framework Convention on Climate Change (COP29), di Baku, Azerbaijan.

“Dengan bertindak tegas dan cepat, Inggris memiliki kesempatan memimpin dunia dalam industri masa depan, bekerja sama dengan dunia bisnis, menciptakan keamanan energi yang nyata, mengurangi tagihan energi, membangun pekerjaan serta rantai pasokan di Inggris,” kata Starmer dikutip dari pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (12/11).

 Seperti dikutip dari Antara, Perdana Menteri tersebut menyampaikan pemerintahannya memiliki misi untuk menjadikan Inggris sebagai kekuatan super-energi bersih yang akan memacu semangat pusat industrinya dan menghilangkan hambatan untuk pertumbuhan di kota-kota dan desa-desa yang bekerja keras.

Kekuatan super di energi bersih akan memperkuat keamanan nasional Inggris, melindungi anak-anak dan cucucucu mereka dari krisis iklim, serta dampaknya terhadap kemakmuran di masa depan. “Tetapi, kami tidak bisa bergerak sendirian, dan di COP, saya akan memimpin upaya untuk melindungi Inggris dari perubahan iklim dengan juga bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mempercepat transisi bersih global guna mengatasi penyebabnya dari sampai ke akarnya,” ucapnya.

Sejumlah Program

 Inggris telah menyiapkan sejumlah program untuk mempercepat transisi global ke energi bersih dan menempatkan Inggris di garis depan industri masa depan. Perusahaan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai akan diberi insentif untuk berinvestasi di daerah industri bersejarah Inggris, wilayah pesisir, serta komunitas minyak dan gas yang akan meningkatkan pekerjaan hijau dan mendukung pabrik-pabrik yang berkelanjutan.

 Bonus Industri Bersih juga akan disertai dengan dana sementara sebesar 27 juta Euro (452,5 miliar rupiah) per gigawatt untuk proyek angin lepas pantai. Hal itu berarti, jika antara 7–8 GW proyek angin lepas pantai diterapkan, anggaran bisa mencapai 200 juta Euro (3.352 triliun rupiah).

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan: