Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 21 Jan 2025, 03:03 WIB

Perbaiki Kebijakan Penerimaan Siswa Baru, Pemerintah Akan Ganti Sistem Zonasi dalam PPDB

Foto: Antara

Dampak dari sekolah rakyat memang tidak bisa langsung dirasakan masyarakat tetapi harus menunggu sekitar tujuh tahun.

JAKARTA - Lulusan sekolah rakyat diharapkan dapat menjadi agen perubahan. Sekolah ini memang diperuntukkan bagi anak anak dari keluarga yang miskin, khususnya miskin ekstrem.

1737386139_e832a490dd29e1934620.jpg

“Mereka diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan di sekolah unggulan, sehingga nanti kalau lulus mereka bisa jadi agen-agen perubahan untuk keluarga dan komunitasnya,” kata Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul), di Kantor Kemensos, Jakarta, Senin (20/1).

Mensos menegaskan dampak dari sekolah rakyat memang tidak bisa langsung dirasakan, tetapi dalam jangka waktu kurang lebih tujuh tahun, manfaatnya dapat dirasakan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.

“Mungkin tujuh tahunlah baru dirasakan ya, kalau itu misalnya SMA, SMA kan tiga tahun lulus, kemudian dia meneruskan kuliah, baru setelah itu dia bisa kembali ke ­keluarga atau komunitasnya untuk melakukan sesuatu supaya membantu peningkatan kesejahteraan keluarga,” ujar dia.

Terkait konsep sekolah rakyat, ia mengaku hal tersebut masih dikaji, sambil terus berkoordinasi dan mengumpulkan saran dari berbagai pihak.

“Jadi, kita masih minta saran banyak pihak, termasuk Prof. Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan Nasional RI 2009-2014) untuk mematangkan konsep ini, pasti nanti kami berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti pengelolaannya seperti apa, setelah itu baru lapor pada Presiden,” katanya.

Fasilitas Kemensos

Ke depan, lanjut dia, apabila sekolah rakyat menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh Kemensos maka ia akan menyiapkan balai-balai untuk proses belajar-mengajar.

“Ada beberapa itu ­balai-balai yang kita miliki. Kita siap seutuhnya untuk digunakan proses belajar-mengajar, tentu itu akan lebih cepat,” tuturnya.

Sebelumnya, Gus Ipul telah menyerap praktik baik dari Joglo Tani di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (17/1), untuk mendirikan sekolah rakyat.

Ia memilih Joglo Tani sebagai salah satu tempat untuk belajar praktik baik tentang sekolah rakyat karena menjadi lokasi bagi siapa pun yang ingin belajar bertani dan beternak sejak tahun 2008 melalui praktik ketahanan pangan dengan pemberdayaan.

“Jadi ini (Joglo Tani) salah satu cara kita belajar mengenai praktik-praktik lapangan,” ujar dia.

Menurut dia, Joglo Tani merupakan contoh yang sangat baik untuk belajar bertani, dengan ribuan orang yang belajar dari berbagai kalangan, mulai siswa SMK, mahasiswa, hingga keluarga yang ingin pensiun.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan program sekolah rakyat mampu mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.

“Jadi jangan berpikir mereka yang punya status sosial ekonomi tidak mampu itu pendidikannya tidak unggul. Justru yang dikehendaki Presiden itu, mereka yang secara ekonomi belum beruntung, berkesempatan mendapatkan belajar di sekolah yang bermutu,” kata Mu’ti.

Ia memastikan program Sekolah Rakyat yang nantinya dikelola oleh Kemensos tidak akan tumpang tindih dengan Sekolah Unggul Garuda yang nantinya dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Ia mengemukakan Kemendikdasmen akan mencari skema yang tepat untuk program Sekolah Rakyat maupun Sekolah Unggul Garuda.

“Tinggal nanti kita cari skemanya, supaya tidak terjadi tumpang tindih. Misalnya, ada program yang Sekolah Unggul Garuda, ini kan sekolah ya tetapi kan Presiden memberikan arahan kepada kami untuk program Sekolah Unggul dilaksanakan oleh Kemendiktisaintek, ya sudah itu kami laksanakan,” tuturnya.  Ant/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.