Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Pelestarian Lingkungan

Peran Pendanaan Sangat Penting guna Mendukung Transisi Energi

Foto : ISTIMEWA

Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peran pendanaan sangat penting dalam upaya mendukung terwujudnya transisi energi di Indonesia. Untuk mendukung pencapaian transisi energi tersebut, pemerintah telah merumuskan sejumlah strategi.

Demikian disampaikan anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Paviliun Indonesia COP27 United Nations Climate Change Conference bertajuk Financing for Energy Transitions, di Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (7/11).

"Strategi tersebut, di antaranya adalah menggabungkan penggunaan energi fosil dengan teknologi rendah karbon, mendorong pengembangan energi terbarukan, dan meningkatkan permintaan, serta konservasi dan efisiensi energi," kata Satya dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Kamis (10/11).

Dalam proses transisi energi ini, Satya menekankan pentingnya investasi di bidang infrastruktur dan teknologi energi, yang mana nilainya diproyeksikan dapat mencapai 25 persen dari total investasi energi secara global pada awal 2030.

Seperti dikutip dari Antara, Satya mengatakan peta jalan transisi energi Indonesia menitikberatkan pada dekarbonisasi di sektor penyediaan tenaga listrik dan industri sebagai kontributor utama emisi dari sektor energi.

Guna mengurangi emisi, lanjut Satya, investasi dalam jumlah besar sangat dibutuhkan, khususnya dengan melibatkan bantuan internasional.

Menurut Satya, untuk merealisasikan komitmen pengurangan emisi karbon sebesar 31,89 persen pada 2030 sebagaimana tercantum dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), dibutuhkan investasi 3.779 triliun rupiah di sektor energi.

Penurunan Emisi

Sebagian besar investasi tersebut disalurkan untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan serta pengembangan PLTU batu bara rendah karbon. Melalui langkah tersebut, sektor energi diharapkan dapat menyumbang penurunan emisi sebesar 190 MtCO2.

Satya menambahkan upaya pencapaian NDC dan net zero emission (NZE) juga menemui sejumlah tantangan.

"Kolaborasi antara sektor publik dan swasta penting dilakukan sebagai upaya dalam menanggulangi kendala investasi yang belum memadai, risiko stranded asset pada pembangkit listrik berbasis batu bara, transfer teknologi, dan migrasi pekerjaan," terangnya.

Menurut dia, pemerintah juga diharapkan mampu menelurkan kebijakan atau insentif pendukung yang mampu menarik investasi.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top