Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Peran Nutrisi untuk Mencegah "Stunting"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Supaya tidak tampak terlalu kurus, tubuh secara alamiah akan berkompensasi dengan tidak menumbuhkan tinggi badan. Meskipun sekilas mata tampak baik-baik saja, tidak begitu kurus, namun tubuhnya lebih pendek dari anak-anak sebayanya (hlm ix). Stunting sulit sekali diperbaiki. Bahkan, stunting juga punya banyak dampak merugikan lainnya.

Penelitian di Guatemala melakukan perbandingan terhadap anak-anak usia 3 tahun stunting dengan bocah normal. Maka, 35 tahun kemudian, yang normal memiliki kemampuan kognitif lebih tinggi. Sedang, yang dulu stunting, lebih banyak menjadi pekerja kasar.

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa anak-anak yang stunting lebih berisiko terkena penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, jantung coroner, hipertensi, dan obesitas saat dewasa. Banyak penelitian lain menunjukkan, anak yang menderita malnutrisi berisiko lebih tinggi tumbuh dewasa yang kurang berpendidikan, miskin, kurang sehat, dan lebih rentan terhadap penyakit.

Itulah sebabnya, angka malnutrisi di suatu negara dapat dijadikan prediktor buruknya kualitas sumber daya manusia negara tersebut dan menurunkan produktivitas satu bangsa di masa datang. Ada beberapa cara menghindari stunting. Berilah perhatian khusus pada masa nutrisi anak. Jika berat badan anak tidak naik setiap bulan atau bahkan turun, segeralah berkonsultasi kepada dokter.

Cara lain yang tak kalah penting, memastikan anak mendapat sumber nutrisi terbaik yaitu ASI eksklusif. Jangan lupa menjaga kebersihan lingkungan (hlm 91). Kegunaan nutrisi untuk 1.000 hari pertama anak untuk membantu perkembangan otak, mengoptimalkan pertumbuhan tubuh, dan mengatur metabolisme tubuh anak.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top