Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peran Agama dalam Praktik Demokrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Maka, demi menjaga demokrasi baiklah nasihat Karl Jasper diindahkan. "Meskipun demokrasi toleran terhadap segala kemungkinan, tetapi demokrasi harus dapat menjadi intoleran terhadap intoleransi itu sendiri," (hlm 71).

Secara normatif, demokratisasi suatu proses membuka peluang-peluang untuk kebebasan dan kesetaraan, sehingga setiap orang dapat menentukan diri dalam komunitas politis. Akan tetapi, secara faktual demokratisasi juga menghasilkan risiko-risiko, sehingga masyarakat disebut juga rakyat risiko oleh Ulrich Beck.

Di masa Orde Baru perbedaan pendapat diminimalisasi sedemikian rupa. Sebaliknya dalam demokratisasi perbedaan pendapat menjadi amat biasa. Padahal dengan cara itu berbagai risiko direproduksi dan didistribusikan ke tengah masyarakat, sangat tak terduga dan sulit diantisipasi sampai pada lingkup global seperti terorisme (hlm 124).

Selain itu, agama yang dalam tesis sekularisme dianggap tidak relevan, masih sangat berpengaruh sampai hari ini. Lantas, di tengah kebingungan demokrasi, apa peran agama? Apakah menjadi pengganggu ataukah pemicu demokrasi? Memang tidak mudah mengatasi problem persenyawaan agama dan politik dalam demokrasi kontemporer.

Boleh dikatakan, seluruh tradisi filsafat politik barat merupakan suatu upaya mengatasi problem tunggal itu. Begitu juga dengan buku ini. Tentu saja untuk menjawab persoalan yang sama dalam skop Indonesia. Berkaitan dengan peran agama dibahas: agama mengancam netralitas prosedural demokrasi, agama mengancam demokrasi pluralistis, agama membawa potensi dan kontribusi dalam demokrasi (hlm 25).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top