Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peradaban Maya Pakar Dibidang Kesehatan Gigi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Temuan arkeologis peradaban bangsa Maya di benua Amerika, telah mengenal praktik menciptakan nilai estetis pada gigi. Lebih jauh dari itu, mereka juga menguasai cara menciptakan gigi yang sehat.

Saat ini praktik ortodonti atau bidang kedokteran gigi yang khusus mempelajari tentang estetika posisi gigi, rahang, dan wajah, marak dilakukan. Dokter akan memasang perangkat ortodontik ke gigi pasiennya seperti kawat gigi dan mahkota gigi untuk alasan kesehatan.
Di masa lalu baik di Asia maupun Eropa, ortodonti dilakukan dengan memasang logam atau batu mulia juga sering dilakukan seperti memasang emas, perak , bahkan berlian. Tujuannya agar tampilan dianggap semakin indah dan menarik perhatian.
Di benua Amerika, selama periode praklasik awal atau kita-kira 2.000-1.000 sebelum masehi (SM), bangsa Maya kuno memodifikasi gigi mereka selain untuk alasan ortodonti juga karena alasan lain. Dalam beberapa kasus, gigi dikikir untuk membuat alur atau titik. Dalam kasus lain, permata, batu, atau mineral ditanamkan ke dalam gigi.
Dalam laporan penelitian yang diterbitkan pada Journal of Archaeological Science: Reports, Para ilmuwan ingin tahu motif apa sebenarnya mengapa budaya mereka melakukan modifikasi tersebut. Maya kuno yang berbudaya Mesoamerika, istilah yang digunakan untuk menggambarkan Meksiko dan Amerika Tengah sebelum penaklukan Spanyol abad ke-16, pernah sangat bangga dengan gigi mereka.
Gigi orang-orang Maya telah dihiasi dengan batu permata giok, pirus, emas dan hematit. Pemasangan hiasan ini tidak hanya dilakukan laki-laki dan perempuan dari kalangan kaya saja. Mereka yang berasal dari keluarga miskin juga turut mengunjungi "dokter gigi" untuk memasang perhiasan tersebut.
"Meskipun campurannya kompleks dan efektif dalam memberikan obturasi (pengisian saluran akar) gigi yang tahan lama, analisa jasad dari individu yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa bukan semata individu elit, tetapi sebaliknya sebagian besar masyarakat Maya mendapat manfaat dari jasa keahlian individu yang memasang semen tambalan gigi ini," tulis tim penulis.
Pemasangan dilakukan dengan cara membor gigi. Selanjut rongga hasil pengeboran diisi dengan permata, batu mulia, atau mineral. Batu mulia ini akan bertahan seumur hidup dan kemungkinan memiliki makna spiritual.
Namun menurut peneliti terbaru, pemasangan perhiasan menarik ini bukan hanya murni estetika. Dari hasil analisa bahan semen yang digunakan untuk merekatkan permata pada gigi orang Maya, ditemukan memiliki potensi sifat higienis dan terapeutik.
Bahan semen berupa sealant sebagai salah satu zat yang digunakan untuk mencegah masuknya cairan melalui permukaan atau sambungan pada material tertentu tidak hanya sebagai perekat yang kuat untuk menahan batu permata di tempatnya. Bahan-bahannya memiliki potensi untuk melawan kerusakan gigi dan mengurangi peradangan dan infeksi di mulut.
Campuran kaya komponen organik membuat para arkeolog berpikir bahwa zat seperti semen itu tidak hanya digunakan sebagai lem antiair. Sebaliknya, perlekatan batu kecil pada gigi seri dan gigi taring selama awal masa dewasa mungkin disertai dengan perlindungan terhadap gigi berlubang.
Pengeboran untuk memasukkan permata ini ke dalam gigi dilakukan dengan sangat ahli, jarang mengenai pulpa saraf dan pembuluh darah di bagian tengah. Hal ini ditemukan pada peninggalan gigi purba dari tiga situs arkeologi berbeda dari peradaban Maya di Guatemala, Belize dan Honduras.

Alasan Ritual
Pada bahan sealant yang digunakan untuk menempelkan permata pada gigi, peneliti mengidentifikasi 150 molekul organik yang biasa ditemukan dalam resin tanaman, tergantung dari mana gigi itu berasal. Di Semenanjung Yucatan, setiap campuran sealant memiliki daftar bahan yang sedikit berbeda, tetapi bahan utamanya sebagian besar sama.
Sebagian besar semen gigi menunjukkan senyawa yang terkait dengan tar pohon pinus, yang diduga mengandung sifat seperti antibakteri. Dua dari delapan gigi menyimpan sisa-sisa sclareolide, senyawa tanaman dengan sifat antibakteri dan antijamur.
Sclareolide saat ini sering digunakan dalam industri parfum, karena baunya cukup enak. Pada sealant diketahui terdapat minyak atsiri tanaman dalam keluarga mint yang memiliki efek antiinflamasi.
Temuan ini tidak sepenuhnya tak terduga. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa kebersihan gigi dianggap serius oleh bangsa Maya kuno. Orang-orang di peradaban ini secara teratur memoles gigi mereka dan jika pembusukan terjadi, gigi tampaknya akan dicabut.
Namun, praktik yang lebih terapeutik untuk kedokteran gigi ini secara historis dibayangi oleh dekorasi yang lebih mencolok saat itu. Gigi orang Maya sering dibuat runcing, dan kemudian bertatahkan permata. Pada masa lalu, para ahli menduga hal tersebut untuk alasan ritual atau estetika saja. hay/I-1

Tanda Tanya Runtuhnya Kota Maya

Kekaisaran Maya, yang berpusat di dataran rendah tropis yang sekarang disebut Guatemala, mencapai puncak kekuasaan dan pengaruhnya sekitar abad keenam masehi. Bukan hanya tentang gigi, bangsa Maya unggul dalam pertanian, tembikar, penulisan hieroglif, pembuatan kalender dan matematika, dan meninggalkan warisan yang menakjubkan seperti karya arsitektur yang mengesankan dan karya seni simbolis.
Namun anehnya, sebagian besar bangunan dari batu mereka mulai ditinggalkan pada 900 M. Sejak abad ke-19 para sarjana telah memperdebatkan apa yang mungkin menyebabkannya.
Beberapa percaya bahwa pada abad kesembilan Maya telah mengeksploitasi lingkungan di sekitarnya sehingga tidak mampu lagi menopang populasi yang sangat besar. Cendekiawan Maya lainnya berpendapat bahwa peperangan terus-menerus di antara negara-kota yang bersaing menjadi penyebab keruntuhan peradaban itu.
Peperangan menyebabkan status suci penguasa berkurang. Kondisi ini menyebabkan tradisi ritual dan upacara mereka yang kompleks larut dalam kekacauan. Akhirnya, beberapa perubahan lingkungan yang dahsyat seperti periode kekeringan yang sangat lama dan intens, turut menghapus peradaban Maya klasik.
Kekeringan diperkiraan pernah melanda kota-kota seperti Tikal di mana air hujan yang diperlukan terutama untuk minum dan juga untuk irigasi tanaman sulit ditemukan. Kekeringan itu ditambah dengan kelebihan penduduk dan penggunaan tanah yang berlebihan, peperangan dan penyakit endemik.
Di dataran tinggi Yucatan, beberapa kota Maya seperti Chichen Itza, Uxmal, dan Mayapán terus berkembang pada periode pasca-klasik (900-1500 M). Saat ini, keturunan Maya masih tinggal di desa-desa pertanian, berada di Belize modern, Guatemala, Honduras, El Salvador dan sebagian Meksiko.
Kini sekitar 40 persen orang Guatemala adalah keturunan Maya. Mayoritas dari mereka tinggal di Guatemala, yang merupakan rumah bagi Taman Nasional Tikal. Di kota kuno itu, situs reruntuhan kuno masih dapat ditemukan.
Wilayah peradaban Maya di Mesoamerika tersebar pada satu blok geografis yang mencakup seluruh Semenanjung Yucatan dan Guatemala modern, Belize, dan bagian dari negara bagian Meksiko Tabasco dan Chiapas dan bagian barat Honduras dan El Salvador.
Konsentrasi ini menunjukkan bahwa Maya tetap relatif aman dari invasi oleh bangsa Mesoamerika lainnya. Pasalnya di antara suku Maya paling awal, hanya ada satu bahasa, tetapi pada periode praklasik, keragaman bahasa yang besar berkembang di antara berbagai bangsa Maya.
Di Meksiko dan Amerika tengah zaman modern, sekitar 5 juta orang berbicara sekitar 70 bahasa Maya. Mereka berbicara secara bilingual dalam bahasa Spanyol. Secara geografis suku Maya tinggal di tiga subwilayah terpisah dengan perbedaan lingkungan dan budaya yang berbeda.
Dataran rendah Maya utara berada di Semenanjung Yucatan. Sedangkan dataran rendah selatan berada di Distrik Peten Guatemala utara dan bagian yang berdekatan dari Meksiko, Belize dan Honduras barat. Sedangkan dataran tinggi Maya berada di wilayah pegunungan Guatemala selatan.
Yang paling terkenal, suku Maya di wilayah dataran rendah selatan mencapai puncaknya selama periode klasik peradaban Maya (250 hingga 900 M). Mereka membangun kota-kota batu dan monumen-monumen besar yang memukau para penjelajah dan cendekiawan di wilayah tersebut.
Pemukiman Maya paling awal berasal dari sekitar 1800 SM, atau awal dari apa yang disebut periode praklasik atau formatif. Maya paling awal adalah pertanian, menanam tanaman seperti jagung, kacang-kacangan, labu dan singkong.
Selama periode praklasik tengah yang berlangsung hingga sekitar 300 SM, petani Maya mulai memperluas kehadirannya baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Periode tersebut juga dapat disaksikan kebangkitan peradaban Mesoamerika besar pertama yaitu Olmec.
Olmec sering disebut sebagai ibu dari hampir seluruh kebudayaan Mesoamerika yang muncul setelahnya seperti masyarakat Zapotec, Totonac, Teotihuacán dan Aztec. Banda Maya juga mulai mengenal sejumlah agama dan budaya serta sistem nomor dan kalender pada era Olmec. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top