Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penyembuhan Autisme Mendekati Kenyataan dengan Capaian para Ilmuwan Tiongkok

Foto : istimewa

Autisme ditandai dengan kesulitan berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, serta kebiasaan berulang dan minat yang intens yang disebabkan oleh mutasi MEF2C.

A   A   A   Pengaturan Font

SHANGHAI - Dalam waktu dekat, mengobati autisme mungkin semudah dengan pemberian suntikan, karena para ilmuwan Tiongkok telah mencapai tonggak penting dalam pengujian awal pada tikus.

Menurut artikel para peneliti yang diterbitkan pada akhir November di Nature Neuroscience Journal, suntikan tersebut mampu membalikkan gejala autisme dengan memperbaiki bentuk gen yang salah di otak tikus.

"Gen mutan MEF2C ditemukan pada orang dengan gangguan spektrum autisme atauautism spectrum disorder (ASD)," kata para peneliti dari beberapa lembaga akademis dan medis di Shanghaigen.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atauDisease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, ASD mempengaruhi sekitar 1 persen populasi dunia.

Autisme ditandai dengan kesulitan berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, serta kebiasaan berulang dan ketertarikan yang intens yang disebabkan oleh mutasi MEF2C, yang juga dikaitkan dengan penyakit neurologis lain seperti epilepsi.

Dikutip dari The News, meskipun ada obat-obatan yang dapat diberikan untuk membantu penderita ASD, belum ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan penyakit tersebut.

"Perawatan tersebut memulihkan sepenuhnya kadar protein MEF2C di beberapa wilayah otak dan membalikkan kelainan perilaku pada tikus mutan MEF2C yang sebelumnya menunjukkan masalah dengan interaksi sosial dan perilaku berulang," kata artikel tersebut.

Tikus tersebut diberi obat melalui suntikan ke pembuluh darah ekor, dan dipantau beberapa minggu kemudian.

"Terapi penyuntingan gen individual bisa menjadi layak dan terjangkau bagi pasien dalam waktu dekat," kata makalah tersebut, seraya menambahkan bahwa hal ini berpotensi membuka jalan bagi pengobatan serupa untuk dikembangkan bagi pasien yang menderita kelainan perkembangan saraf genetik lainnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top