Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

A   A   A   Pengaturan Font

Bank Dunia juga melaporkan pertumbuhan impor Indonesia masih akan lemah sejalan dengan investasi yang lebih lambat. Konsumsi swasta diperkirakan masih moderat di level 5,2 persen di atas pencapaian tahun lalu di level 5,1 persen. Dari sisi fiskal, diperkirakan masih akan membaik, dan memungkinkan investasi pemerintah menguat karena proyek infrastruktur kembali berlanjut sehingga konsumsi pemerintah tahun ini meningkat jadi 5,1 persen dari tahun lalu yakni 4,8 persen.

Meskipun proyeksi melambat, namun Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan investasi tetap kuat, terutama setelah ketidakpastian politik mereda usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa pemilihan presiden 2019 pada pekan lalu. Sentimen ini membawa bisnis yang lebih optimistis.

Baca Juga :
Olahraga dan Politik

Di sisi lain, Bank Dunia memproyeksikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) menyempit menjadi 2,8 persen dari PDB di 2018. Tetapi, nantinya kembali ke 2,5 persen PDB di 2020. Namun, apabila pemerintah tidak meningkatkan ekspor dan investasi asing langsung, tekanan pada CAD akan terus berlangsung.

Sementara inflasi 2019 diprediksi Bank Dunia mencapai 3,0 persen, lebih rendah ketimbang konsensus sebelumnya di level 3,5 persen dan inflasi 2018 yang sebesar 3,2 persen. Adapun untuk tahun 2020, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh ke level 5,2 persen. Dengan stimulus sentimen eksternal yang terjadi saat ini mereda akan membuat fundamental dalam negeri dapat terjaga.

Laporan Bank Dunia tersebut mesti menjadi catatan penting bagi tim ekonomi pemerintah untuk selalu bisa menjaga pertumbuhan ekonomi agar berkualitas. Lagi pula, proyeksi tersebut bukan berarti menutup harapan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top