![Penurunan Angka Kemiskinan Spasial Masih Sulit Diatasi](https://koran-jakarta.com/images/article/penurunan-angka-kemiskinan-spasial-masih-sulit-diatasi-240612005037.jpg)
Penurunan Angka Kemiskinan Spasial Masih Sulit Diatasi
![Penurunan Angka Kemiskinan Spasial Masih Sulit Diatasi](https://koran-jakarta.com/images/article/penurunan-angka-kemiskinan-spasial-masih-sulit-diatasi-240612005037.jpg)
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati
» Tingkat kemiskinan tertinggi terjadi di Papua dan Nusa Tenggara, masing-masing sebesar 24,76 persen dan 16,99 persen pada 2023.
JAKARTA - Pemerintah mengakui jika penurunan angka kemiskinan di Indonesia secara spasial masih menjadi tantangan besar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI di Jakarta, Selasa (11/6), mengatakan di mayoritas provinsi, angka kemiskinan telah berada di bawah level sebelum Covid-19.
Pulau Jawa dan Bali sendiri mengalami peningkatan angka kemiskinan pada tahun 2019 dan 2023. Pulau Jawa menunjukkan peningkatan dari 8,4 persen menjadi 8,79 persen dan Pulau Bali dari 3,8 persen menjadi 4,25 persen.
Namun demikian, tingkat kemiskinan di Jawa dan Bali, papar Menkeu, berada di bawah level 10 persen. Sama halnya dengan Kalimantan dan Sumatra yang juga mencatatkan tingkat kemiskinan di bawah 10 persen. Sementara pulau lainnya masih melampaui level tersebut.
Tingkat kemiskinan tertinggi terjadi di Papua dan Nusa Tenggara, masing-masing sebesar 24,76 persen dan 16,99 persen pada 2023. Sedangkan tingkat kemiskinan di Maluku tercatat pada level 12,29 persen dan Sulawesi 10,08 persen.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya