Penuhi Permintaan Pasar, Petani Lebak Kembangkan Cabai Keriting
Petani cabai merah keriting di Kabupaten Lebak tengah menyiram air agar tanaman tumbuh subur dan dipanen Oktober - November 2024.
Foto: ANTARA/MansurRANGKASBITUNG - Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan pertanian tanaman cabai merah keriting untuk memenuhi permintaan pasar lokal Rangkasbitung.
Pengembangan tanaman cabai merah keriting itu seluas 5.000 meter dan dipastikan panen pada Oktober - November 2024.
Masa panen benih unggul cabai merah keriting dari Jawa Tengah itu usia 85 hari setelah tanam hingga mencapai 120 hari bisa dipanen.
- Baca Juga: Apple Diminta Gandeng Industri Lokal
- Baca Juga: Peluncuran Herbalife F1 Shake Mix Cafe Latte
Penggunaan benih unggul cabai merah dari Jawa Tengah itu tahan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman.
"Kami berharap tanaman cabai merah keriting bisa dipanen dan menguntungkan dengan kisaran harga Rp40 ribu per kilogram," katanya.
Menurut dia, diperkirakan produksi cabai merah keriting dari lahan seluas 5.000 meter bisa mencapai tiga ton.
Seandainya, kata dia, harga rata-rata Rp40 ribu per kilogram maka bisa menghasilkan pendapatan Rp120 juta.
"Kami sudah biasa dengan harga cabai merah keriting yang selalu fluktuatif terkadang tinggi juga terkadang turun," kata Roup.
Begitu juga Suhari (55) petani Warunggunung Kabupaten Lebak mengaku, dirinya mengembangkan pertanian cabai merah keriting karena permintaan pasar Rangkasbitung cukup tinggi dan bisa memasok hingga dua ton sepekan.
"Sekarang harga cabai merah keriting turun dan di tingkat petani Rp30 ribu/kilogram, karena pasokan dari berbagai daerah panen dan melimpah," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, para petani di daerah itu jika musim kemarau kebanyakan beralih dari tanaman pangan ke tanaman sayuran, termasuk cabai merah karena tidak banyak menggunakan pasokan air.
"Di musim kemarau para petani memasok sayuran dan cabai merah hingga puluhan ton per hari ke sejumlah pasar tradisional di Banten dan DKI Jakarta dengan perputaran uang hingga ratusan juta per hari," kata Deni.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik