Pentagon: AS Tarik Kapal Induk dari Timur Tengah
Sekretaris Pers Mayor Jenderal Pat Ryder di Pentagon, Senin (9/9/2024) mengatakan kelompok kerja eksekutif Komisi Militer Tinggi (HMC) AS-Irak terus melakukan pembicaraan terkait kerja sama keamanan, termasuk peran anggota pasukan AS di Irak. Saat ini, AS memiliki sekitar 2.500 personel militer di Irak sebagai bagian dari upaya gabungan Satuan Tugas Gabungan-Operasi Inherent Resolve.
Foto: ANTARA/Anadolu/PYWASHINGTON - Salah satu dari dua kapal induk yang dikerahkan ke Timur Tengah untuk mencegah serangan Iran ke Israel mulai meninggalkan kawasan tersebut, kata Pentagon pada Kamis.
"Pasukan AS di wilayah itu termasuk yang dipindahkan, tapi tidak terbatas pada kelompok siap amfibi dan unit ekspedisi laut, beberapa kapal perusak, pesawat tempur, dan kehadiran kelompok penyerang kapal induk (CSG)," kata Juru Bicara Mayor Jenderal Pat Ryder kepada wartawan.
"Perlu dicatat, setelah periode pengamanan dengan kapal induk ganda oleh Theodore Roosevelt CSG and Abraham Lincoln CSG di wilayah Komando Pusat AS (CENTCOM), Theodore Roosevelt telah berangkat dan memulai transitnya ke wilayah operasi komando Indo-Pasifik."
Bulan lalu, Pentagon mengumumkan bahwa AS akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah sebelum kemungkinan aksi balasan dari Iran terhadap Israel menyusul pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Teheran pada akhir Juli.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan Kelompok Serang Kapal Induk USS Abraham Lincoln, yang dilengkapi pesawat tempur F-35C, untuk mempercepat transit ke wilayah tanggung jawab Komando Pusat, menambah kemampuan yang telah disediakan oleh Kelompok Serang Kapal Induk USS Theodore Roosevelt.
Selain itu, dia juga memerintahkan kapal selam berpeluru kendali USS Georgia (SSGN 729) ke wilayah Komando Pusat. Menurut Ryder, USS Georgia dipindahkan ke wilayah tanggung jawab CENTCOM.
"Kami akan menanggapi setiap potensi ancaman dengan sangat serius. Dan sekali lagi, Iran telah mengindikasikan bahwa mereka ingin melakukan balasan terhadap Israel."
"Jadi, kami akan terus menanggapi ancaman itu dengan sangat serius dan kami akan terus mempertahankan kehadiran kami yang kuat di wilayah tanggung jawab Komando Pusat dan Komando Eropa," kata Ryder ketika ditanya apakah ancaman Iran ke Israel telah berkurang dibandingkan bulan lalu.
AS tetap fokus bekerja sama dengan mitra regional untuk mendeeskalasi ketegangan dan mencegah konflik regional yang lebih luas, katanya.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat menyusul pembunuhan Haniyeh. Beberapa jam sebelumnya, Israel membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Iran menjanjikan "hukuman keras" untuk Israel atas pembunuhan Haniyeh di tanah Iran.
Eskalasi itu terjadi di tengah serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41 ribu warga Palestina menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan 1.139 warga Israel.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik