Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penobatan Raja Charles III Cermin Keinginannya Bela Semua Agama

Foto : The Conversation/AP/Chris Jackson

Raja Charles III mengunjungi kuil Sikh, Guru Nanak Gurdwara, yang baru dibangun pada 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Ritual kebaktian tersebut telah dirancang sebaik mungkin seperti yang diharapkan dari sebuah teks hasil persiapan selama beberapa dekade, sebagi wujud negosiasi antara para pemimpin gereja, ahli kebaktian, pejabat istana, aparatur negara dan perwakilan dari berbagai gereja dan kepercayaan lain.

Penobatan kali ini mencoba mengolah ritual lama, yang berasal dari abad pertengahan dan sebagian besar tidak berubah sejak Reformasi abad ke-16, menjadi sebuah ritual bernuansa kontemporer.






Biasanya ada sesi penghormatan oleh bangsawan turun-temurun, tapi kini digantikan oleh penghormatan oleh rakyat. Dulu sifatnya cenderung eksklusif, sekarang lebih inklusif. Untuk pertama kalinya, perempuan turut serta dalam elemen upacara. Rishi Sunak, Perdana Menteri Inggris pertama yang berasal dari kalangan Hindu, membacakan sebuah ayat Alkitab dalam upacara ini.

Perbedaan yang paling mencolok dari penobatan Ratu Elizabeth II pada tahun 1953 adalah partisipasi dari para penganut agama non-Kristen. Kebaktian dibuka dengan prosesi oleh pemimpin dan perwakilan komunitas agama. Penyerahan simbol kerajaan (regalia) - termasuk mahkota dan tongkat - kepada Raja Charles dibuat lebih kompleks, utamanya untuk mengakomodasi anggota Dewan Bangsawan (House of Lords) yang beragama Islam, Yahudi, Hindu, dan Sikh.

Pada akhir upacara, ada salam yang diucapkan secara kolektif oleh para pemimpin dan perwakilan dari komunitas Yahudi, Hindu, Sikh, Muslim, dan Buddha. Pernyataan bersama ini mencerminkan tema utama "pelayanan publik" yang telah dimasukkan ke pelayanan tradisional pengkudusan Raja:
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top