Penjualan Tiket Film di Tiongkok Turun 23 Persen Selama Libur Hari Nasional
Ilustrasi
Foto: CGTNHari Nasional Tiongkok adalah hari libur nasional yang dirayakan setiap tahunnya di Tiongkok pada tanggal 1 Oktober. Perayaan hari nasional ini berlangsung selama seminggu, yaitu dari tanggal 1 Oktober hingga 7 Oktober. Perayaan Hari Nasional Tiongkok dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah menonton film.
Namun, dilansir dari Variety, pada Hari Nasional di Tiongkok yang diselenggarakan tahun ini, Negeri Tirai Bambu tersebut mengalami penurunan yang signifikan dalam penjualan tiket film dengan angka yang mencolok, yaitu 23%. Data terbaru dari Maoyan, ketua tiket film terkemuka, mengungkapkan bahwa total pendapatan kotor nasional selama periode tujuh hari ini mencapai sekitar 2,10 miliar renminbi (sekitar 297 juta dolar AS), dengan rata-rata pendapatan harian sekitar 300 juta renminbi (42,5 juta dolar). Sekitar 52 juta tiket berhasil terjual dalam rentang waktu tersebut.
Film perang yang banyak dinantikan, "The Volunteers: The Battle of Life and Death," berhasil meraih posisi teratas dengan pendapatan impresif sebesar 805 juta renminbi (114 juta dolar AS). Film ini menunjukkan daya tarik luar biasa di kalangan penonton keluarga, berhasil menarik lebih banyak perhatian dibandingkan dengan film-film lainnya. Di posisi kedua terdapat film kriminal "Tiger Wolf Rabbit," yang mencatatkan pendapatan sebesar 359 juta renminbi (50,8 juta dolar AS), sementara film fiksi ilmiah "Bureau 749" menempati posisi ketiga dengan pendapatan 356 juta renminbi (50,4 juta dolar AS).
Komedi laga "Panda Plan" yang dibintangi oleh Jackie Chan berada di posisi keempat dengan pendapatan 215 juta renminbi (30,5 juta dolar), sementara "High Forces," film yang dibintangi oleh Andy Lau, mengumpulkan lebih dari 170 juta renminbi (24,1 juta dolar), menempatkannya di posisi kelima. Menariknya, "High Forces" menunjukkan performa terbaik di kota-kota besar, menunjukkan adanya preferensi khusus dari penonton di wilayah tersebut.
Namun, meskipun beberapa film berhasil meraih kesuksesan, secara keseluruhan, pendapatan box office tahun ini mengalami penurunan yang signifikan. Selama periode yang sama di tahun lalu, total pendapatan mencapai 6,69 miliar dolar AS atau sekitar 47,5 miliar renminbi, sedangkan tahun ini hanya mencatatkan 5,17 miliar dolar AS atau sekitar 36,7 miliar renminbi, hal ini tentu menandakan penurunan lebih dari 22%.
Di balik penurunan ini, Maoyan menyoroti beberapa aspek positif yang menggembirakan. Lima film teratas masing-masing berhasil meraup lebih dari 100 juta renminbi, untuk tahun kedua berturut-turut, menunjukkan adanya potensi yang kuat di industri perfilman. Selain itu, hari pertama liburan mencatatkan angka box office tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yaitu lebih dari 494 juta renminbi (70 juta dolar AS), menandakan antusiasme penonton yang meningkat di awal musim liburan.
Analisis dari Maoyan juga menunjukkan bahwa ada peningkatan frekuensi menonton bioskop. Data ini menunjukkan kembalinya jumlah penonton yang sedang dan sering menonton film di bioskop setelah beberapa tahun mengalami penurunan akibat pandemi. Hal ini mungkin menjadi indikator bahwa kebiasaan menonton bioskop mulai menguat kembali, meskipun tantangan besar masih dihadapi oleh industri film.
Di tengah kondisi yang tidak ideal ini, para produser dan pemangku kepentingan industri perfilman di Tiongkok berharap untuk meningkatkan daya tarik film dengan konsep yang lebih variatif dan inovatif. Meskipun situasi saat ini cukup menantang, adanya film-film dengan performa baik memberikan harapan bahwa industri film Tiongkok dapat bangkit dan menarik kembali penonton untuk kembali menonton di layer lebar.
Dengan harapan bahwa tren positif ini dapat terus berlanjut, pengamat industri akan terus memantau perkembangan dan strategi yang diterapkan oleh para pelaku industri film dalam upaya menarik lebih banyak penonton ke bioskop.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 3 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
- 4 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
- 5 Kemendagri: Sengketa Pilkada Serentak 2024 Terbanyak dari Perselisihan Pemilihan Bupati
Berita Terkini
- Keren Kebijakan Ini, Tiongkok Bangun Microgrid Pintar untuk Dukung Rencana Pelabuhan Nol Karbon
- Dukung Asta Cita, Kajari Anton Edukasi Ribuan Guru Tentang Antikorupsi di Kulon Progo
- Jangan Ada Kongkalikong, Kejati DKI Kawal Kasus Judi Online yang Libatkan Pegawai Komdigi
- Ini Salah Satu Cara yang Efektif untuk Memberantas Korupsi
- Ini Sejumlah Langkah yang Cukup Efektif untuk Atasi Tawuran di Jakarta Timur