Peningkatan Produkvitas Jadi Kunci Pembangunan Pertanian di Indonesia
Pertanian di Indonesia
Foto: ISTIMEWAPADANG - Peningkatan produktivitas menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia. Tujuan peningkatan produksi untuk menyediakan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menggenjot ekspor.
Demikian dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi saat membuka temu sukses petani dan penyuluh pada ajang Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XVI secara daring yang dipantau dari Padang, Sumatera Barat, Selasa (13/6).
Seperti dikutip dari Antara, Dedi mengatakan swasembada pangan bisa kembali diraih melalui kolaborasi dan sinergitas dari berbagai pihak. Semua harus berbagi peran, baik pemerintah, peneliti, penyuluh, maupun petani.
"Sejarah sudah membuktikan kerja sama apik antara peneliti yang menghasilkan inovasi teknologi, para penyuluh yang menyampaikan, dan petani yang mengimplementasikan, sehingga mampu mendongkrak produktivitas pertanian," katanya.
Program Strategis
Ia menyebut Indonesia dahulu bisa meraih swasembada pangan dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun, tepatnya pada tahun 1970 hingga tahun 1984. Ketika itu, pemerintah secara masif meluncurkan berbagai program strategis di sektor pertanian, di antaranya program bimbingan massal (Bimas) dan program panca usaha tani.
"Awalnya hanya sekitar 2 sampai 3 ton per hektare menjadi 3 ton per hektare. Bahkan pada tahun 1984 produktivitas padi kita tembus 4,8 sampai 4,9 ton per hektare, mendekati 5 ton, sehingga menjadikan Indonesia dari awalnya negara importir beras terbesar di dunia, menjadi swasembada pangan," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh stakeholder di sektor pertanian untuk saling bersinergi untuk kembali meningkatkan produktivitas pertanian.
"Mari kita sama-sama introspeksi, di saat yang sama ayo kita buat perencanaan lagi. Kita buat program seperti dulu lagi. Kalau dulu ada panca usaha tani, sekarang panca usaha tani plus smart farming untuk menggenjot produktivitas pertanian kita," kata Dedi.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati