Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kedaulatan Pangan | Kebergantungan terhadap Importasi Pangan Masih Tinggi

Peningkatan Produksi Daging Stagnan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Meksipun pemerintah mencanangkan program peningkatan produksi ternak melalui integrasi sapi sawit serta upaya khusus sapi indukan wajib bunting, kebergantungan terhadap daging impor masih tinggi.

JAKARTA - Penjual daging berencana melakukan aksi mogok selama lima hari mulai 28 Februari mendatang, sebagai bentuk protes atas kenaikan harga daging. Penjual daging mengaku tak kuat menjalankan usahanya di tengah tingginya harga daging.

Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti, menegaskan kenaikan harga daging disebabkan ketergantungan terhadap impor pangan. Saat ini, harga daging dan sejumlah komoditas pangan naik ditambah kenaikan harga gas dan minyak goreng sehingga memacu inflasi. "Ini namanya cost push inflation (inflasi dipicu kenaikan harga)," tegasnya di Jakarta, Kamis (24/2).

Dia menyoroti lemahnya program pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong peningkatan produksi daging dalam negeri. Program integrasi sapi sawit serta upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) yang digembar-gemborkan Kementan dinilai jalan di tempat.

"Ini kan dari dulu, tetapi tidak ada efeknya. Nyatanya, kebergantungan impor masih tinggi. Itu kenapa, ya karena gak ada good will," tegasnya

Selain kasus daging, lanjut Esther, kasus susu segar juga demikian. Permasalahan tersebut diakibatkan faktor breeding (pembibitan). "Jadi, bibit sapinya gak bagus, sehingga produktivitas daging sapi kurang," tambahnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top