Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penguatan CBP Penting untuk Stabilkan Harga Pangan

Foto : Istimewa

FGD Arah Kebijakan Pangan dihadiri Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, Vice President Communication and Public Affair PT Astra Agro Lestari, Fenny Sofyan, dan General Manager Unit Bisnis Bulog, Sentra Niaga Topan Ruspayandi, di Jakarta Jumat (9/2).

A   A   A   Pengaturan Font

"Harganya kalau tengkulak panen di kebunnya atau sawahnya itu pasti jauh lebih murah. Itulah mengapa orang tua petani, anaknya tidak boleh jadi petani. Jadi, ada problem. Tidak sama di Belanda petani gagah dan keren karena mereka punya penghasilan yang sama dengan pegawai pemerintahan," kata Esther.

Kempat, alternative livelihood. Menurut Esther, petani yang sukses harus punya side income (penghasilan tambahan). Sebab, jika petani hanya mengandalkan hasil panen mereka akan terjebak dalam interlock deep dan akan tetap miskin.

"Jadi, dia terjebak dalam interlock deep, nggak punya penghasilan sehari-hari, dia ngutang dari warung. Nah, ketika panen dia memberikan hasil panennya kepada tengkulak itu. Jadi, ya, rugilah. Nah, petani yang bisa suskes adalah petani yang punya penghasilan lain. Misalnya, jadi tukang ngojek. Nah, nanti hasil panennya mereka simpan," ujar Esther.

Di tempat yang sama, Fenny Sofyan mengatakan, dari 12 komoditas pangan strategis yang dijaga pemerintah hanya sawit tidak pernah penah impor. "Jadi, 12 pangan yang strategis, hanya sawit yang tidak impor. Itu dulu yang harus digarisbawahi," kata dia.

Meski demikian, Fenny mengingatkan bahwa sawit dalam lima tahun terakhir mengalami stagnasi produksi yang hanya di 51 juta ton. Sehingga, ini harus menjadi perhatian pemerintah ke depannya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top