Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penguatan CBP Penting untuk Stabilkan Harga Pangan

Foto : Istimewa

FGD Arah Kebijakan Pangan dihadiri Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, Vice President Communication and Public Affair PT Astra Agro Lestari, Fenny Sofyan, dan General Manager Unit Bisnis Bulog, Sentra Niaga Topan Ruspayandi, di Jakarta Jumat (9/2).

A   A   A   Pengaturan Font

"Kurang lebih saat ini yang dikerjakan oleh Bulog dalam konteks kebijakan pangan negara dan kita berharap ke depan program-program ini dapat terus dilakukan," imbuh Topan.

Sementara itu, Esther Sri Astuti mengatakan, problem pangan di Indonesia saat ini tidak lepas dari ketergantungan terhadap impor, tidak hanya beras, tetapi juga sayur mayur, buah-buahan hingga garam.

"Problem pangan di Indonesia kalau kita lihat banyak sekali impor. Impor tidak hanya beras saja tetapi juga sayur mayur, buah-buahan hingga garam. Padahal, kita tahu bahwa lautan kita sangat luas, tetapi kenapa garam itu diimpor, apakah kita tidak bisa memproduksi garam? Ini hal yang sangat menyedihkan," kata Esther.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Esther menyebutkan, impor pangan dari tahun ke tahun semakin meningkat dan jumlahnya tidak main-main. Padahal, Indonesia pernah swasembada beras dan menduduki peringkat keenam sebagai eksportir gula di dunia.

"Pada tahun 1984, kita bisa swasembada beras dan kita mendapatkan penghargaan FAO, tetapi (sekarang) kita impor beras. Pada zaman Belanda, kita adalah eksportir gula terbesar di dunia, nomor 6, tapi sekarang termasuk 10 besar pengimpor gula terbesar dunia. Nah, ini kan, apakah zaman kebalik-balik gitu ya. Nah, apa ada yang salah? Iya, ada, kalau menurut saya," ujar Esther.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top