Penemuan Sirkulasi Darah Dorong Revolusi Ilmiah
Satu hal yang menjadi praktik umum adalah meringankan penyakit pasien dengan cara flebotomi yaitu pertumpahan darah. Dengan membebaskan pasien dari sejumlah besar darah menggunakan berbagai metode, mulai dari instrumen tajam hingga lintah, menjadi perawatan medis standar. Tapi cara ini jarang berhasil yang biasanya tidak memberikan kelegaan bagi pasien.
Bukti fisik sistem kardiovaskuler telah dikenal sejak zaman dahulu berkat pembedahan dan pembedahan hewan, khususnya penelitian dokter Yunani bernama Galen (129-216 M). Ia percaya darah (darah arteri tampak lebih merah daripada darah vena) mengalir melalui pori-pori kecil dari satu sisi jantung ke sisi lainnya.
Galen masih memegang monopoli pengetahuan tentang masalah ini hingga Harvey melakukan investigasi. Ada beberapa perantara dalam perjalanan penemuan ini, terutama Leonardo da Vinci (1452-1519), yang membuat sketsa pribadi sistem kardiovaskular.
Sementara itu ilmuwan Spanyol, Michael Servetus (1511-1553), menyatakan darah mengalir melalui paru-paru. Namun apa yang disampaikan dianggap sebagai ajaran sesat. Namun saat itu hubungan pasti antara jantung, paru-paru, dan darah masih belum jelas. Masalah utamanya adalah bahwa jantung yang hidup dan berdetak tidak dapat dilihat dan dipelajari atau hanya dapat dilihat bekerja selama beberapa detik selama pembedahan hewan. Akibatnya penyelidikan praktis harus dipadukan dengan hipotesis teoritis.
Di Italia, beberapa pemikir mulai mendekati masalah tentang bagaimana sistem darah bekerja. Andrea Cesalpino (1524-1603) mengemukakan bahwa darah terus mengalir melalui paru-paru dan menyebut proses ini sebagai 'sirkulasi'. Ahli biologi Italia penting lainnya adalah Hieronymus Fabricius dari Aquapendente (1533-1619), yang dipengaruhi oleh pendekatan Aristoteles (384-322 SM), dan karyanya baru saja mendapatkan kembali minat ilmiah, mulai meneliti semua spesies bukan hanya yang mirip dengan manusia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya