Peneliti Temukan Varian Jamur Baru yang Sangat Menular
Dari kiri: Dr. Chayaporn Suphavilai, Lim Kar Mun, Tan Mei Gie, Associate Professor Niranjan Nagarajan, dan Dr. Karrie Ko sedang memeriksa kultur Candida auris.
Foto: FOTO BADAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENELISINGAPURA - Para peneliti di Singapura baru-baru ini telah menemukan strain baru Candida auris (C. auris), jamur yang sangat resistan dan mudah menular yang biasanya ditemukan di rumah sakit.
Dikutip dari The Straits Times, dengan menemukan jenis baru tersebut lebih awal, strategi pengawasan tidak hanya akan ditingkatkan untuk mengawasi kemunculannya dan menahan penyebarannya, tetapi dokter juga dapat menghindari infeksi yang berpotensi menutup bangsal rumah sakit dan menyebabkan infeksi serius pada pasien yang rentan.
Penemuan oleh tim dari Rumah Sakit Umum Singapura atau Singapore General Hospital (SGH), Institut Genom Singapura atau Genome Institute of Singapore (GIS) di Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian, dan Sekolah Kedokteran Yong Loo Lin di Universitas Nasional Singapura ini, telah menambah jumlah total clade atau pengelompokan C. auris yang diketahui secara global menjadi enam.
Strain baru ini terdeteksi pada bulan April 2023 setelah seorang pasien di SGH dinyatakan positif C. auris, yang umumnya dikaitkan dengan perjalanan ke luar negeri. Namun, warga Singapura itu tidak pernah ke luar negeri selama dua tahun sebelum ia dirawat di rumah sakit.
Selidiki Penyebabnya
Konsultan di Departemen Mikrobiologi di SGH, Karrie Ko, mengatakan kepada The Straits Times bahwa tidak adanya riwayat perjalanan merupakan salah satu hal menarik yang menyebabkan penyelidikan kasus ini.
"Awalnya kami berhipotesis bahwa jamur tersebut berasal dari clade II Asia Timur, tetapi kultur jamur dari kasus ini tumbuh pada suhu 42 derajat Celsius, yang menunjukkan bahwa jamur tersebut tidak termasuk dalam strain ini," katanya.
"Kami kemudian melakukan pengujian biokimia lebih lanjut, dan hasilnya tidak sesuai dengan clade yang ada (I hingga V). Oleh karena itu, kami melanjutkan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah genom tersebut unik," tambah Ko.
Dia juga direktur genomik Program Klinis Akademik Patologi di bawah SingHealth dan Sekolah Kedokteran Duke-National University of Singapore. Setelah mengetahui bahwa C. auris pasien termasuk dalam clade yang secara genetik berbeda dari lima clade yang ada, tim memeriksa arsip rumah sakit dan menemukan dua kasus lainnya.
Salah satunya adalah pasien Indonesia yang berpindah-pindah antara sistem perawatan kesehatan Singapura dan Indonesia. Pasien lainnya adalah pasien Bangladesh yang telah kembali ke negaranya. Ko menambahkan bahwa pasien Singapura tersebut tidak memerlukan perawatan apa pun karena ia tidak diketahui terinfeksi dan tidak menunjukkan gejala.
Penemuan mereka dipublikasikan dalam jurnal medis peer-review The Lancet Microbe pada bulan Juli 2024. C. auris adalah jamur yang sangat mudah menular dan sulit dihilangkan. Penyakit ini sebagian besar menyerang pasien dengan kondisi medis serius.
Mereka yang menggunakan alat medis invasif, seperti selang pernapasan atau makanan dan kateter, cenderung memiliki risiko lebih tinggi tertular C. auris dan mengembangkan berbagai infeksi, dari yang superfisial hingga yang lebih parah dan mengancam jiwa.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- AS Laporkan Kasus Flu Burung Pertama pada Anak
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat